Halo haiii! Sudah pada kangen
baca tulisanku nggak? *Apasih Nis* *Siapa kamu*. Salah satu alasanku lama tidak
posting cerita lagi adalah karena adanya
pemanggilan diklat prajabatan. Diklat prajabatan kemarin merupakan realisasi
diklat prajabatan yang sempat tertunda Bulan Agustus lalu (akibat pemotongan
anggaran *ups). Mungkin pada belum banyak yang tahu ya diklat prajabatan itu
apa? Aku awalnya juga nggak tahu kok diklat prajabatan itu buat apa dan mau
ngapain tapi setelah menjalani diklat selama kurang lebih sebulan lamanya, aku
jadi sedikit tahu tentang birokrasi dan utamanya tentang nilai-nilai ANEKA.
Well, kali ini aku bakal sharing segala
hal terkait diklat prajabatan. Yeaaay!! *rame
sendiri* *timpuk sendal*
Apa itu diklat prajabatan golongan II?
Diklat prajabatan adalah pendidikan atau pelatihan yang diberikan pada
para Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) dan hasil kelulusannya merupakan syarat
diangkatnya CPNS menjadi PNS. Dulu, diklat prajabatan itu hanya dilakukan di
dalam kelas saja atau lebih dikenal dengan diklat prajabatan pola lama. Bagi
jamak pegawai, diklat prajabatan itu hanya dipandang sebagai formalitas saja.
Katanya cuma duduk, dengerin materi, terus ngantuk dan pasti lulus. Sedih amat
nggak sih. Namun setelah dikeluarkannya Peraturan Kepala Lembaga Administrasi
Negara Nomor 16 Tahun 2015 tentang diklat prajabatan pola baru, mereka yang
masih berpikiran diklat itu santai-santai aja, hmm..... kayaknya anda perlu
berpikir dua kali hohoho.
Bagaimana mekanisme penyelenggaraan diklat
pola baru?
Pola diklat prajabatan pola baru
berdasarkan PERKA LAN Nomor 16 tahun 2015 itu terdiri dari pembelajaran on campus (internalization value) dan off
campus (implementation value). Pembelajaran on campus dilakukan melalui pemberian materi Akuntabilitas,
Nasionalisme, Etika publik, Komitmen mutu, dan Antikorupsi atau yang lebih hits diakronimkan menjadi ANEKA.
Pemberian materi tersebut berlangsung di dalam kelas selama 2 minggu lamanya. Setelah
itu ada ujian kompetensi tertulis tentang ANEKA. Soalnya pilihan ganda sama
essay gitu. Kalau nggak lulus standar tertentu ya remidiiii. Iya REMIDI,
seriusan. Dan aku? Remidi juga gengs! Yuuuh yuh. Ini remidi perdana sejak lulus
SMA. Bukan karena soalnya yang sulit kok, cuma karena aku nge-blank aja. Bener-bener nge-blank. Tapi aku berusaha menghargai
segala effort yang udah kulakukan. Aku
udah belajar tentang materinya maupun immateri-nya, seperti jujur ^^. Dan ya,
meskipun sedih karena remidi tapi aku bangga, dan selalu bangga, dengan diriku.
Hey, you did a great job, buddy! *talking
to myself.
Nah pembelajaran off campus merupakan
aktualisasi/implementasi nilai ANEKA yang dilakukan di UPT yang ditunjuk Pusdiklat.
Tujuan penyelenggaraan diklat off campus intinya
untuk mengimplementasikan nilai-nilai ANEKA yang sudah di dapat pada
pembelajaran on campus. Nah setelah
itu, kita disuruh untuk membuat laporan pertanggungjawaban diklat tersebut
berupa laporan aktualisasi nilai-nilai
dasar profesi. Jika ada poin dalam SKP (Sasaran Kinerja Pegawai) yang tidak
tercapai, maka kita bakal di-sunnahkan
untuk membuat rencana aksi. Sunnah muaakad atau bahkan wajib kalau coach-nya “disiplin” hehe.
Laporan aktualisasi nilai dasar profesi itu
apa?
Laporan hasil aktualisasi itu mirip-mirip skripsi singkat, presentasinya
juga dilakukan di depan penguji yang disaksikan juga oleh coach (pembimbing di diklat) dan mentor (pembimbing di UPT magang).
Nggak jauh-jauh kayak sidang skripsi kan? Hehe. Meski nggak seribet skripsi pada nyatanya sih hehe. Poin-poin inti dalam
laporan itu adalah judul, lembar pengesahan, kata pengantar, daftar isi, daftar
tabel, daftar gambar, daftar lampiran, Bab I (pendahuluan), Bab II (Agenda
Aktualisasi), Bab III (Kesimpulan dan Saran), referensi, dan terakhirnya adalaaaaaah
lampiran-lampiran gitu. Ketebalan laporan ini bervariasi sih, ada yang cuma 40
lembar-an sampai ratusan lembaaaar. Haha. Gils.
Nah kalau aku berapa lembar? Punyaku sekitar 80 lembar-an doang kok, yang butuh
usaha lebih dalam pembuatan laporan ini adalah penetapan judul yang tidak boleh
sama satu sama lain dan tambahan tentang poin inovasi (jika ada).
Inovasi yang aku buat kemarin itu bukan terkait teknis pelaksanaan
pengamatan sih, tetapi lebih terkait sistemnya. Aku perlu cerita inovasi yang
aku buat nggak? Hmm kayaknya bagi yang tertarik aja deh. Soalnya ribetss mau
cerita disini juga. Feel free to contact
me via email yak, anistia.malinda@gmail.com.
Ohiya, apa aja yang perlu dipersiapkan saat
mengikuti diklat prajabatan?
Kalau apa-apa saja yang dibawa biasanya bergantung pihak penyelenggara
diklat sih cuma aku bakal share tentang apa saja barang yang harus dibawa
sesuai dengan ketentuan pusdiklat BMKG dan barang pribadi apa aja yang nggak
boleh ketinggalan (for women only haha).
Pertama, berdasarkan ketentuan PUSDIKLAT, barang yang harus dibawa, antara lain
Surat Perintah Tugas (SPT), Surat Pernyataan Tanggung Jawab Penuh oleh Kepala
UPT, pas foto bewarna ukuran 4x6 dengan mengenakan kemeja warna putih dan dasi
hitam panjang dengan latar belakang merah (untuk wanita berjilbab, diharuskan
memakai jilbab berwarna hitam), Surat Perintah Perjalanan Dinas (SPPD), Surat
Keterangan Sehat dari dokter, Laptop, TUPOKSI Stasiun, dan Sasaran Kinerja Pegawai (SKP), ASKES/BPJS, Surat Keterangan Tidak
Dalam Keadaan Hamil bagi peserta wanita, biodata peserta diklat (biasanya
disertai contoh pada lampiran), dan Surat Pernyataan Mengikuti Diklat (biasanya
disertai contoh pada lampiran).
Nah kenapa poin SKP aku tulis
cetak tebal? Karena inti dari diklat kemarin itu ubek-ubek (re: berkutat) di SKP kita. Jadi aku saranin banget banget
nih, kalian jangan asal meng-copy paste SKP milik pegawai senior yak! Meskipun
kerjaannya sama persiss. Meskipun atas perintah atasan sekalipun. Kalian wajib
banget ngerti dulu maksud pekerjaan yang tertulis di SKP itu seperti apa
sebelum meng-copy paste SKP itu.
Kalau kalian nggak tahu, kalian bisa
lihat DUPAK untuk lebih jelasnya. Pokoknya jangan copy-paste mentah mentah gitu. Karena selama diklat kita bakal
dikejar perkara itu.
Lanjut ke bawaan pribadi, yaaa! Karena lokasi penyelenggaraan diklat saat
itu di kawasan Cisarua, Puncak Bogor yang kalian tentu tahu dinginnya
seperti apa, jadi barang pribadi yang nggak boleh ketinggalan itu adalah
pakaian hangat, jaket tebal, kaos kaki tebal, obat-obatan pribadi, setrika +
kispray, sabun cuci baju, barang perlengkapan wanita lainnya ‘setiap bulan’,
daaan baju olahraga lengkap dengan training serta sepatunya. Ohiya, bagi PNS di
lingkungan BMKG, kalian juga bisa bawa baju renang soalnya ada kolam renangnya
jugaaa. Sarana olahraga gedung serbaguna BMKG juga lengkap banget, ada lapangan
yang bisa dipakai buat futsal, basket, voli, ada tenis meja, ada kolam renang,
ada jogging track, ada teater buat nonton film, ada tempat
karaoke (aku belum pernah nyobain sih), ada ruang kelas buat belajar, dan ada wifi (di tempat-tempat tertentu).
Barang lain yang lebih wajib diatas itu semua adalah seragam diklat.
Seragam diklatku kemarin adalah atasan kemeja/blus putih dan bawahan rok/celana
hitam, berdasi panjang, bersabuk hitam, bersepatu dan berkaos kaki hitam yang
kesemuanya dibawa sebelum kita berangkat ke tempat diklat. Inget! Nggak
disediain panitia loo itu, beli sendiri sesuai kebutuhan haha. Bawa berapa? Bawa
dua pasang kurasa cukup kok. Dan lagi bawa pakaian yang sopan buat
keluar-keluar entah jalan atau makan. Terus jangan lupa bawa kamera untuk
mengabadikan momen karena pastinya bakal sueneeng banget waktu ketemu sama
temen-temen kita yang sempat dipisahkan karena jarak penempatan. Huaaaa. Padahal
baru aja pisah, aku udah kangeeeen!
Barang terakhir yang (lebih baik) dibawa adalah kabel LAN, karena sinyal
disana itu susah bingits, gan! 90% hingga 95% HP ku nggak bisa dipakai buat
komunikasi kalau lagi di kamar karena nggak ada sinyal huhu. Nah, di beberapa
kamar port kabel LAN itu masih berfungsi dengan baik jadi kamu bakal beruntung kalau
bawa kabel LAN, internet nggak jadi kendala lah. Beberapa kamar lainnya
terletak dekat dengan sumber wifi, jadi internet juga nggak jadi kendala. Ada
lagi beberapa kamar yang letaknya paling strategis dimana dekat dengan sumber
wifi dan port kabel LAN berfungsi dengan baik. JOSS! Sedangkan saat itu, akses
internet di kamarku sangat terbatas, tidak ada sinyal, tidak dekat wifi, dan tidak ada port kabel LAN yang
berfungsi. Duh. Tantangan banget emang.
Emang butuh internet banget, ya?
IYAAA! Karena semua tugas dan pekerjaan dilakukan via internet melalui forum
LMS BMKG. Jadi internet itu semacam
kebutuhan pokok lah haha. Selain itu untuk komunikasi sama yang istimewa juga
lah, yang ada di rumah maksudnya haha.
Sistem penilaiannya gimana?
Panjang sih
kalau mau jelasin tentang sistem penilaian dan mungkin aja sistem tersebut
berganti seiring berjalannya waktu. Tapi sedikit sharing tentang pengalamanku kemarin, sistem penilaian diklat
prajabatan itu 30% diambil dari nilai ujian evaluasi (ujian tulis tentang
materi ANEKA) dan 70% dari hasil kegiatan berupa laporan aktualisasi
nilai-nilai dasar profesi ASN.
Apa hal yang paling berkesan?
Ketemu temen-temen pastinya! Aku berasa nostalgia masa-masa SMAku dulu
soalnya aku sedang merasa hidup di asrama. Kehidupan yang paling ideal bagiku.
Bagi yang sebelumnya ditempatkan di pelosok, kegiatan diklat pasti menjadi
hiburan tersendiri. Bisa nge-mall, bisa
makan enak, akses mudah, yang kesemuanya sangat menguji iman hemat kita. Jadi
banyak temenku yang belanja-belanja banyak disini buat dibawa pulang ke
penempatannya. Aku sempet tanya nih kenapa mereka membeli banyak hal begitu dan
mereka menjawab, “Sis kamu nggak tahu, disana itu akses transportasi sulit,
nggak ada tempat belanja gini, belanja online pun mikir-mikir karena ongkos
kirimnya kadang berlipat-lipat harga barangnya.”
TERTOHOK aku, sis.
Aku nggak banyak berkata-kata setelah itu. Aku lebih banyak memarahi
diriku karena masih banyak mengeluh lelahnya padahal akses da fasilitas di Jawa
sudah sedemikian baiknya. Huh.
Emang diklat beneran ngasih pengaruh ke hidupmu?
Dampak yang dirasakan bakal lebih terasa kalau sedari awal niatnya kita
berangkat diklat bukan hanya untuk santai, menghindari hiruk pikuk pekerjaan,
atau pulang kerumah setelah diklatnya selesai. Aku termasuk golongan orang yang
ingin menghindari hiruk pikuk suasana kantor kok tapi wkwk. Tapi ternyata pradugaku
salah, suasana disana lebih hectic haha.
Nah looo. Tapi aku juga berniat untuk lebih mempelajari birokrasi sih, visi
misi institusi. Dan yaa, aku dapat semua ilmu itu yang sudah kutuangkan dalam notes-ku yang ketinggalan di kantor
magang. Ilmu tambahan lainnya itu sangat buanyaaak. Aku jadi lebih tahu
tentang organisasi kerja, nilai pribadi mana yang musti dipegang teguh saat terjadi
konflik kepentingan, dan sedikit cara menekan ego anak muda dalam menghadapi
perbedaan.
Nah setelah kembali ke stasiun asal, aku bener-bener berusaha nggak “seadanya”
dalam bekerja. Ngefek sih kalau ke aku. Semoga juga ngefek ke semua
temen-temenku yang ikut diklat. Semoga bisa jadi generasi perubahan dalam tubuh
BMKG, yang bukan hanya profesional dalam bekerja tapi juga punya integritas.
Aamiin.
Isti mana postingan barunya? Ditunggu :)
BalasHapusSudah ukhti cantiiik ^^
HapusPas prajab boleh bawa kendaraan kak?
BalasHapusTentu tidak hehe
Hapus