Selasa, 01 November 2016

Berbagi Keceriaan Melalui Diklat Prajabatan




                Halo haiii! Sudah pada kangen baca tulisanku nggak? *Apasih Nis* *Siapa kamu*. Salah satu alasanku lama tidak posting cerita lagi adalah karena adanya pemanggilan diklat prajabatan. Diklat prajabatan kemarin merupakan realisasi diklat prajabatan yang sempat tertunda Bulan Agustus lalu (akibat pemotongan anggaran *ups). Mungkin pada belum banyak yang tahu ya diklat prajabatan itu apa? Aku awalnya juga nggak tahu kok diklat prajabatan itu buat apa dan mau ngapain tapi setelah menjalani diklat selama kurang lebih sebulan lamanya, aku jadi sedikit tahu tentang birokrasi dan utamanya tentang nilai-nilai ANEKA. Well, kali ini aku bakal sharing segala hal terkait diklat prajabatan. Yeaaay!! *rame sendiri* *timpuk sendal*

Apa itu diklat prajabatan golongan II?
Diklat prajabatan adalah pendidikan atau pelatihan yang diberikan pada para Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) dan hasil kelulusannya merupakan syarat diangkatnya CPNS menjadi PNS. Dulu, diklat prajabatan itu hanya dilakukan di dalam kelas saja atau lebih dikenal dengan diklat prajabatan pola lama. Bagi jamak pegawai, diklat prajabatan itu hanya dipandang sebagai formalitas saja. Katanya cuma duduk, dengerin materi, terus ngantuk dan pasti lulus. Sedih amat nggak sih. Namun setelah dikeluarkannya Peraturan Kepala Lembaga Administrasi Negara Nomor 16 Tahun 2015 tentang diklat prajabatan pola baru, mereka yang masih berpikiran diklat itu santai-santai aja, hmm..... kayaknya anda perlu berpikir dua kali hohoho. 

Bagaimana mekanisme penyelenggaraan diklat pola baru?
                Pola diklat prajabatan pola baru berdasarkan PERKA LAN Nomor 16 tahun 2015 itu terdiri dari pembelajaran on campus (internalization value) dan off campus (implementation value). Pembelajaran on campus dilakukan melalui pemberian materi Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika publik, Komitmen mutu, dan Antikorupsi atau yang lebih hits diakronimkan menjadi ANEKA. Pemberian materi tersebut berlangsung di dalam kelas selama 2 minggu lamanya. Setelah itu ada ujian kompetensi tertulis tentang ANEKA. Soalnya pilihan ganda sama essay gitu. Kalau nggak lulus standar tertentu ya remidiiii. Iya REMIDI, seriusan. Dan aku? Remidi juga gengs! Yuuuh yuh. Ini remidi perdana sejak lulus SMA. Bukan karena soalnya yang sulit kok, cuma karena aku nge-blank aja. Bener-bener nge-blank. Tapi aku berusaha menghargai segala effort yang udah kulakukan. Aku udah belajar tentang materinya maupun immateri-nya, seperti jujur ^^. Dan ya, meskipun sedih karena remidi tapi aku bangga, dan selalu bangga, dengan diriku. Hey, you did a great job, buddy! *talking to myself.
Nah pembelajaran off campus merupakan aktualisasi/implementasi nilai ANEKA yang dilakukan di UPT yang ditunjuk Pusdiklat. Tujuan penyelenggaraan diklat off campus intinya untuk mengimplementasikan nilai-nilai ANEKA yang sudah di dapat pada pembelajaran on campus. Nah setelah itu, kita disuruh untuk membuat laporan pertanggungjawaban diklat tersebut berupa laporan aktualisasi nilai-nilai dasar profesi. Jika ada poin dalam SKP (Sasaran Kinerja Pegawai) yang tidak tercapai, maka kita bakal di-sunnahkan untuk membuat rencana aksi. Sunnah muaakad atau bahkan wajib kalau coach-nya “disiplin” hehe.

Laporan aktualisasi nilai dasar profesi itu apa?
Laporan hasil aktualisasi itu mirip-mirip skripsi singkat, presentasinya juga dilakukan di depan penguji yang disaksikan juga oleh coach (pembimbing di diklat) dan mentor (pembimbing di UPT magang). Nggak jauh-jauh kayak sidang skripsi kan? Hehe. Meski nggak seribet skripsi pada nyatanya sih hehe. Poin-poin inti dalam laporan itu adalah judul, lembar pengesahan, kata pengantar, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar, daftar lampiran, Bab I (pendahuluan), Bab II (Agenda Aktualisasi), Bab III (Kesimpulan dan Saran), referensi, dan terakhirnya adalaaaaaah lampiran-lampiran gitu. Ketebalan laporan ini bervariasi sih, ada yang cuma 40 lembar-an sampai ratusan lembaaaar. Haha. Gils. Nah kalau aku berapa lembar? Punyaku sekitar 80 lembar-an doang kok, yang butuh usaha lebih dalam pembuatan laporan ini adalah penetapan judul yang tidak boleh sama satu sama lain dan tambahan tentang poin inovasi (jika ada).
Inovasi yang aku buat kemarin itu bukan terkait teknis pelaksanaan pengamatan sih, tetapi lebih terkait sistemnya. Aku perlu cerita inovasi yang aku buat nggak? Hmm kayaknya bagi yang tertarik aja deh. Soalnya ribetss mau cerita disini juga. Feel free to contact me via email yak, anistia.malinda@gmail.com.

Ohiya, apa aja yang perlu dipersiapkan saat mengikuti diklat prajabatan?
Kalau apa-apa saja yang dibawa biasanya bergantung pihak penyelenggara diklat sih cuma aku bakal share tentang apa saja barang yang harus dibawa sesuai dengan ketentuan pusdiklat BMKG dan barang pribadi apa aja yang nggak boleh ketinggalan (for women only haha). Pertama, berdasarkan ketentuan PUSDIKLAT, barang yang harus dibawa, antara lain Surat Perintah Tugas (SPT), Surat Pernyataan Tanggung Jawab Penuh oleh Kepala UPT, pas foto bewarna ukuran 4x6 dengan mengenakan kemeja warna putih dan dasi hitam panjang dengan latar belakang merah (untuk wanita berjilbab, diharuskan memakai jilbab berwarna hitam), Surat Perintah Perjalanan Dinas (SPPD), Surat Keterangan Sehat dari dokter, Laptop, TUPOKSI Stasiun, dan Sasaran Kinerja Pegawai (SKP), ASKES/BPJS, Surat Keterangan Tidak Dalam Keadaan Hamil bagi peserta wanita, biodata peserta diklat (biasanya disertai contoh pada lampiran), dan Surat Pernyataan Mengikuti Diklat (biasanya disertai contoh pada lampiran).
Nah kenapa poin SKP aku tulis cetak tebal? Karena inti dari diklat kemarin itu ubek-ubek (re: berkutat) di SKP kita. Jadi aku saranin banget banget nih, kalian jangan asal meng-copy paste SKP milik pegawai senior yak! Meskipun kerjaannya sama persiss. Meskipun atas perintah atasan sekalipun. Kalian wajib banget ngerti dulu maksud pekerjaan yang tertulis di SKP itu seperti apa sebelum meng-copy paste SKP itu. Kalau kalian nggak tahu, kalian bisa lihat DUPAK untuk lebih jelasnya. Pokoknya jangan copy-paste mentah mentah gitu. Karena selama diklat kita bakal dikejar perkara itu.
Lanjut ke bawaan pribadi, yaaa! Karena lokasi penyelenggaraan diklat saat itu di kawasan Cisarua, Puncak Bogor yang kalian tentu tahu dinginnya seperti apa, jadi barang pribadi yang nggak boleh ketinggalan itu adalah pakaian hangat, jaket tebal, kaos kaki tebal, obat-obatan pribadi, setrika + kispray, sabun cuci baju, barang perlengkapan wanita lainnya ‘setiap bulan’, daaan baju olahraga lengkap dengan training serta sepatunya. Ohiya, bagi PNS di lingkungan BMKG, kalian juga bisa bawa baju renang soalnya ada kolam renangnya jugaaa. Sarana olahraga gedung serbaguna BMKG juga lengkap banget, ada lapangan yang bisa dipakai buat futsal, basket, voli, ada tenis meja, ada kolam renang, ada jogging track,  ada teater buat nonton film, ada tempat karaoke (aku belum pernah nyobain sih), ada ruang kelas buat belajar, dan ada wifi (di tempat-tempat tertentu).
Barang lain yang lebih wajib diatas itu semua adalah seragam diklat. Seragam diklatku kemarin adalah atasan kemeja/blus putih dan bawahan rok/celana hitam, berdasi panjang, bersabuk hitam, bersepatu dan berkaos kaki hitam yang kesemuanya dibawa sebelum kita berangkat ke tempat diklat. Inget! Nggak disediain panitia loo itu, beli sendiri sesuai kebutuhan haha. Bawa berapa? Bawa dua pasang kurasa cukup kok. Dan lagi bawa pakaian yang sopan buat keluar-keluar entah jalan atau makan. Terus jangan lupa bawa kamera untuk mengabadikan momen karena pastinya bakal sueneeng banget waktu ketemu sama temen-temen kita yang sempat dipisahkan karena jarak penempatan. Huaaaa. Padahal baru aja pisah, aku udah kangeeeen!
Barang terakhir yang (lebih baik) dibawa adalah kabel LAN, karena sinyal disana itu susah bingits, gan! 90% hingga 95% HP ku nggak bisa dipakai buat komunikasi kalau lagi di kamar karena nggak ada sinyal huhu. Nah, di beberapa kamar port kabel LAN itu masih berfungsi dengan baik jadi kamu bakal beruntung kalau bawa kabel LAN, internet nggak jadi kendala lah. Beberapa kamar lainnya terletak dekat dengan sumber wifi, jadi internet juga nggak jadi kendala. Ada lagi beberapa kamar yang letaknya paling strategis dimana dekat dengan sumber wifi dan port kabel LAN berfungsi dengan baik. JOSS! Sedangkan saat itu, akses internet di kamarku sangat terbatas, tidak ada sinyal, tidak dekat wifi, dan tidak ada port kabel LAN yang berfungsi. Duh. Tantangan banget emang. 

Emang butuh internet banget, ya?
IYAAA! Karena semua tugas dan pekerjaan dilakukan via internet melalui forum LMS BMKG.  Jadi internet itu semacam kebutuhan pokok lah haha. Selain itu untuk komunikasi sama yang istimewa juga lah, yang ada di rumah maksudnya haha.

Sistem penilaiannya gimana?
Panjang sih kalau mau jelasin tentang sistem penilaian dan mungkin aja sistem tersebut berganti seiring berjalannya waktu. Tapi sedikit sharing tentang pengalamanku kemarin, sistem penilaian diklat prajabatan itu 30% diambil dari nilai ujian evaluasi (ujian tulis tentang materi ANEKA) dan 70% dari hasil kegiatan berupa laporan aktualisasi nilai-nilai dasar profesi ASN.

Apa hal yang paling berkesan?
Ketemu temen-temen pastinya! Aku berasa nostalgia masa-masa SMAku dulu soalnya aku sedang merasa hidup di asrama. Kehidupan yang paling ideal bagiku. Bagi yang sebelumnya ditempatkan di pelosok, kegiatan diklat pasti menjadi hiburan tersendiri. Bisa nge-mall, bisa makan enak, akses mudah, yang kesemuanya sangat menguji iman hemat kita. Jadi banyak temenku yang belanja-belanja banyak disini buat dibawa pulang ke penempatannya. Aku sempet tanya nih kenapa mereka membeli banyak hal begitu dan mereka menjawab, “Sis kamu nggak tahu, disana itu akses transportasi sulit, nggak ada tempat belanja gini, belanja online pun mikir-mikir karena ongkos kirimnya kadang berlipat-lipat harga barangnya.”
TERTOHOK aku, sis.
Aku nggak banyak berkata-kata setelah itu. Aku lebih banyak memarahi diriku karena masih banyak mengeluh lelahnya padahal akses da fasilitas di Jawa sudah sedemikian baiknya. Huh.

Emang diklat beneran ngasih pengaruh ke hidupmu?
Dampak yang dirasakan bakal lebih terasa kalau sedari awal niatnya kita berangkat diklat bukan hanya untuk santai, menghindari hiruk pikuk pekerjaan, atau pulang kerumah setelah diklatnya selesai. Aku termasuk golongan orang yang ingin menghindari hiruk pikuk suasana kantor kok tapi wkwk. Tapi ternyata pradugaku salah, suasana disana lebih hectic haha. Nah looo. Tapi aku juga berniat untuk lebih mempelajari birokrasi sih, visi misi institusi. Dan yaa, aku dapat semua ilmu itu yang sudah kutuangkan dalam notes-ku yang ketinggalan di kantor magang. Ilmu tambahan lainnya itu sangat buanyaaak. Aku jadi lebih tahu tentang organisasi kerja, nilai pribadi mana yang musti dipegang teguh saat terjadi konflik kepentingan, dan sedikit cara menekan ego anak muda dalam menghadapi perbedaan.
Nah setelah kembali ke stasiun asal, aku bener-bener berusaha nggak “seadanya” dalam bekerja. Ngefek sih kalau ke aku. Semoga juga ngefek ke semua temen-temenku yang ikut diklat. Semoga bisa jadi generasi perubahan dalam tubuh BMKG, yang bukan hanya profesional dalam bekerja tapi juga punya integritas. Aamiin.

4 komentar: