![]() |
sumber : http://drise-online.com |
Mungkin kamu sudah nggak asing lagi dengan istilah PHP,
bukan? PHP marak terdengar satu dua tahun belakangan ini. PHP mulanya
dicetuskan sebagai singkatan dari Pemberi Harapan Palsu namun sekarang
juga seringkali diplesetkan menjadi ‘Pemberi
Harapan Pasti’, yang notabene memiliki arti yang berlawanan. Dengan beragamnya
media sosial dan hits-nya pemakaian media sosial di kalangan remaja, membuat istilah
ini dengan cepat ter-disseminasi bak
efek viral, yang membuat hampir setiap telinga kawula muda akrab dengan istilah
ini.
Istilah PHP tak hanya digunakan untuk mereka yang sedang
‘merasa’ menjalin kasih namun juga dalam kehidupan pertemanan sehari-hari. Mengapa
saya katakan merasa? Karena biasanya sih sepihak doang yang merasa, melibatkan
perasaannya, bukan keduanya seperti pasangan pada umumnya. Istilah PHP dalam
kehidupan sehari-hari digunakan sebagai ekspresi kekecewaan seseorang ketika
sudah merencanakan sesuatu namun pada akhirnya dibatalkan sehingga berakhir sebagai
wacana belaka, misalnya si A menjanjikan nonton bola tetapi pada akhirnya dia
membatalkannya tanpa alasan yang logis, nah itu yang akhirnya membuat kita
mengatakan si A itu PHP, terlebih jika dia sering melakukan hal yang sama, dia
pasti dijuluki dan dicap sebagai tukang PHP. Kalau proses labelling sudah terjadi, maka akan sulit baginya, orang yang suka
PHP, untuk mendapat kepercayaan orang lain lagi. Namun yang mau saya kemukan
lebih lanjut adalah istilah PHP yang terjadi pada sepasang muda-mudi yang hanya
salah satu diantaranya yang menganggap hubungannya lebih dari sebatas “teman”.
Dirunut dari pengalaman maupun cerita dari teman, saya kemudian
menyimpulkan beberapa hal yang membuat istilah PHP muncul di benak insan muda
sekalian. Ada tiga hal fundamental yang layak dijadikan pertimbangan sebelum
istilah itu muncul dalam benakmu sebelum kamu men-judge seseorang sebagai tukang PHP.
Yang pertama,
salah satu pihak, entah si cewek atau cowok, bereaksi terlalu berlebihan ketika
menjalani masa yang dianggapnya pendekatan. Karena selama proses itu hanya dia
yang memang begitu mengharapkan. Sedangkan di lain pihak, si doi merasa biasa aja. Sedikit saja ada
ucapan ‘lebih’ dari si doi, dia pasti senengnya minta ampun, contohnya si doi
mengatakan, “okay selamat tidur, mimpi indah ya”. Jika kita kemudian
memposisikan diri sebagai pihak ketiga, pihak yang netral, pemikiran logis kita
akan mengatakan jika itu hanyalah general
atau common things. Akan tetapi itu
akan terlihat beda bagi dia yang memang suka, apalagi jika hal ini terjadi pada
wanita yang notabene merupakan makhluk yang tercipta untuk bisa ‘lebih’ merasa.
Sehingga tak heran jika wanita menjadi ikon yang seringkali identik dengan
dominasi perasaan daripada pikiran. Karena itulah, istilah PHP juga lebih banyak
terlontar dari lisan kaum wanita daripada kaum pria.
Dia yang dari awal memang sudah suka duluan atau mengharap
duluan pasti merasa timpang jika di kemudian hari, saat dia memberanikan diri
untuk menyatakan perasaannya pada si doi, namun akhirnya ditolak dengan alasan
yang memang cukup rasional, misalnya ternyata selama ini si doi hanya
menganggap dia sebagai adik kecil, sahabat, dll. Sakit ya? Haha
Yang kedua, cewek
atau cowok tersebut memang baik pada semua orang. Sehingga tak ada niatan lebih,
si doi yang kamu maksudkan hanya ingin berbuat baik, menghargai dirimu –dan siapa
saja- pada saat percakapan berlangsung dan berusaha menghindari kata-kata yang
mungkin akan membuatmu sedih. Jika dipikir secara rasional, bukankah itu adalah
sebuah kebaikan? Hehe
Okay wait, jangan marah dulu ^^. Dalam setiap agama pasti
mengajarkan kita tentang darma, berbuat kebaikan, sehingga kamu juga tidak
boleh menyalahkan si doi ketika akhirnya cerita cinta yang ingin kamu rajut,
pupus begitu saja setelah tahu niatnya hanya ingin berbuat baik. Namun yang
perlu digarisbawahi disini adalah bersikap atau berbuat baik bukan berarti boleh “berlebih-lebihan”.
Karena pada dasarnya setiap orang diciptakan dengan insting yang namanya
perasaan, jadi kita juga wajib memperhitungkan keterlibatannya dalam sebuah
hubungan. Jika kamu “baiknya” terlalu berlebihan akhirnya justru akan menimbulkan
rasa sayang, peduli, dan penuh perhatian, misalnya ketika kamu sakit, si doi
adalah orang pertama yang paling khawatir dan membelikan obat atau membuatkan
coklat panas agar kamu bisa merasa lebih baikan.
So, batas “baik” yang benar itu gimana? Ya nggak ada yang tahu juga sih, karena itu bukan merupakan besaran kuantitatif yang dapat dinyatakan dalam angka, namun kamu hendaknya dapat mengira-ngira sejauh apa batasannya, yes your heart knows. Mungkin sebagian berpikir jika hal seperti itu sebenernya wajar dilakukan oleh seorang sahabat, namun ketika hal-hal manis dilakukan berulang kali dan percakapan diantaranya terjalin begitu “lebih” layaknya pasangan yang sedang menjalin kasih maka tak jarang hal itu pasti akan memunculkan rasa “kepedean” atau ke-GR-an” diantara salah satunya.
So, batas “baik” yang benar itu gimana? Ya nggak ada yang tahu juga sih, karena itu bukan merupakan besaran kuantitatif yang dapat dinyatakan dalam angka, namun kamu hendaknya dapat mengira-ngira sejauh apa batasannya, yes your heart knows. Mungkin sebagian berpikir jika hal seperti itu sebenernya wajar dilakukan oleh seorang sahabat, namun ketika hal-hal manis dilakukan berulang kali dan percakapan diantaranya terjalin begitu “lebih” layaknya pasangan yang sedang menjalin kasih maka tak jarang hal itu pasti akan memunculkan rasa “kepedean” atau ke-GR-an” diantara salah satunya.
Yang ketiga ini mungkin
yang paling sering kita geramkan. Kali ini memang dasar si cowok atau si cewek
yang salah haha. Karena entah pihak si cowok atau si cewek yang memang sengaja “menebar
jala”. Alih-alih menggunakan status single, dia kemudian mendekati (biasanya
cowok) ataupun menerima dengan respon positif (biasanya cewek) pada lebih dari
satu orang, iya para ikan di lautan sana haha. Jika jalanya berhasil menangkap
satu ikan, ya lumayan lah masih bisa makan ikan, tapi kalau lebih dari satu
ikan, ya lumayan bisa makan banyak ikan haha. Entah apa maksud dan tujuannya,
yang jelas mereka melakukannya karena sebuah alasan. Tapi itu sangat
menyakitkan bukan? Terlebih bila kamu pernah jadi korban dari postulat ketiga
ini pasti kamu langsung flashback dan
kemudian baper. Pukpuk sayang, ingatlah bahwa dirimu pantas bahagia!
Mungkin aku punya sedikit tips buat kalian yang pernah
menjadi korban dari postulat ketiga tersebut haha. Ketika kamu merasa dekat
atau mulai merasa nyaman ketika dekat, carilah dulu informasi tentang orang
tersebut, yaa istilah kekiniannya, kepo in dulu tuh doi, dia orang yang seperti
apa. Mencari info tentangnya juga akan membuatmu belajar mengenai karakter dia.
Jika dia bukan termasuk orang yang update
di sosial media, coba dekati teman dekatnya kemudian bertanya-tanya lah
tentang dia. Cara yang terakhir untuk mencari informasi adalah menjadi semakin dekatlah
dengannya, hingga dia sendiri yang akan cerita padamu. Takut dia berbohong dan
mengarang cerita? Don’t worry, proses mencari tahu itu nggak mungkin bisa
dilakukan satu dua hari aja ya, bahkan mungkin bisa sampe berbulan-bulan, jadi
selama proses tersebut pelajari dulu karakter bicara, sms, atau chatnya, kemudian
kamu dapat menyimpulkan, apakah dia orang yang bisa memegang janji/komitmen
atau bukan, apakah dia orang yang bisa dipercaya atau tidak. Yang terpenting
dalam proses ini adalah jangan mendahulukan
perasaanmu, dahulukan pikiran
rasionalmu!
Lantas siapa yang SALAH?
Bagiku tak ada yang salah saat orang berbicara mengenai cinta, perasaan yang
muncul begitu saja. Yang salah adalah mereka yang tidak bisa mengendalikan
perasaannya. Atau salah seorang teman saya mengatakan, mereka yang terlalu “memanjakan”
perasaannya. Apa maksudnya? Maksudnya adalah
mereka yang membiarkan cinta itu grows wild,
uncontrollable, sehingga bisa membuat kita memandang hal salah menjadi
benar, warna hitam terlihat putih. Dan kamu seoranglah yang punya kendali atas
apa yang ada pada dirimu. Ingatlah sobat, cinta yang baik itu juga mendatangkan
kebaikan pada diri kita. Kalau kata pak Mario Teguh, cinta yang hebat itu
adalah cinta yang bisa saling menghebatkan pasangannya.
Semoga harimu berkah! ^^
0 komentar:
Posting Komentar