Sabtu, 06 Agustus 2016

DIARY TANAH RANTAU PART #6



Datangnya Pria Ala Drama Korea



Geli juga liat muka Song Hye-Kyo diganti muka Lee Kwang Soo :D
                Drama-drama korea itu rasanya punya daya pikat yang luar biasa. Entah ini opini pribadi  sebagai penikmat drama jenis ini aja atau emang fakta haha. Nah, untuk menguatkan hipotesis itulah akhirnya gue searching data statistik tentang penggemar drama korea di Indonesia daaan nggak nemu sodara-sodaraa haha. Akhirnya gue memutuskan untuk melakukan survey kecil-kecilan gitu hehe. Jadi ceritanya, 8 dari 10 orang temen cowok gue itu bilang kalau mereka juga nonton drama korea.  ASLI. NO TIPU-TIPU. *berasa ada di akun instagram gini yak*. Sedikit agak heran dan nggak percaya sih awalnya haha.
Apalagi saat drama berjudul Descendants Of The Sun atau yang lebih hits dikenal dengan DOTS itu nongol ke permukaan. Serius, tak terhitung berapa kali gue jumpa status yang ngomongin DOTS, entah di twitter, bbm, facebook, dll. Karena drama inilah, aktor tamvan dan berani bernama Song Joong-Ki mendadak jadi aktor fenomenal - paling diidolakan - di kalangan kaum hawa. Mengalahkan Lee Min Ho yang masih jadi aktor favorit gue sampe sekarang haha. Scene-scene yang menunjukkan romatisme Jong-Ki dan Song Hye-Kyo (aktris pasangannya) mendadak ramai menghiasi berbagai akun media sosial. Dan seperti biasa, muncullah beribu meme hasil kreativitas anak bangsa. Hahaha.
Hanya CONTOH :D
                 Ternyata eh ternyata, ini drama bukan hanya dikagumi oleh kaum hawa tapi juga kaum adamnya. Oh my! :D Entah karena dorongan (atau bahkan paksaan :D) pasangannya yang terobsesi dengan drama ini; atau karena rasa ingin tahu berlebih; atau karena ikut-ikutan trend; atau memang karena kesadaran pribadi. Entahlah, yang jelas hampir semua temen cowok yang gue tanyai itu udah nonton drama ini hahaha. Dan yeah, harus gue akui, sebagai cewek -yang juga cukup fanatik dengan yang namanya drama korea- gue beberapa kali, seringkali ding, berangan-angan kalau romantisme yang terjadi dalam drama tersebut bisa terjadi di hidup gue. Duh. Efek negatif nonton drama kali ini ya hehe.
                 Menurut gue hal itu wajar sih, soalnya kebanyakan drama korea selalu menampilkan sosok aktor yang memperlakukan wanita itu “wanita” gitu. Sang aktor rasanya tauuu aja apa yang dimaksud pasangannya. Berasa dukun yang ngerti setiap keinginan pasiennya. Haha. Yang jelas, sejauh ini, semua drama korea yang pernah gue tonton itu selalu memiliki sisi romantis, selalu, sekalipun genre filmnya action. Dan seperti yang kita tahu, yang namanya wanita ituuu, “aku ingin begini, aku ingin begitu, ingin ini ingin itu banyak sekali”. *backsound lagu doraemon*.

Datangnya Pria Ala Joong-Ki
                 Singkat cerita, beberapa waktu lalu Allah seakan menguji gue dengan mendatangkan replika aktor DOTS dalam hidup gue. Serius, gue juga nggak nyangka! Yaa, meskipun gue penyuka drama korea, tapi gue masih realistis kok orangnya haha. Asli. Okay, sebut saja dia Si Mas. Duh mati aku sebenernya kalau yang bersangkutan baca ini tulisan haha. Secara fisik, harus gue akui kalau Si Mas ini emang oke, badannya tegap bukan ala tentara lagi karena dia emang beneran tentara. Tentara AD lebih tepatnya. Secara face, Si Mas ini juga ganteng. Yang jelas lagi, dia lebih tua dari gue, which is itu juga keinginan mama gue supaya gue deketnya nggak sama yang lebih muda mulu. *Eh ketahuan lah ya haha.
"Mimpi apa gue, ya Allah" celetuk gue dalam hati.
Secara Si Mas ini kan belum tahu keseharian gue, belum tahu kepribadian gue gitu. Nah muka gue juga pas-pasan. Biasa aja. Meskipun sesekali pas setan merasuki, gue merasa paling cantik di dunia. Di sisi lain, bahkan lebih sering, gue juga merasa jelek banget. Hahaha. Biasalah ya wanita, suka lebay. Terus apa yang dilihat Si Mas dari gue coba? Ya mungkin ini kali ya yang dimaksud relatif, cantik itu relatif. Tergantung selera, Tuan! Dan tampan juga tergantung selera, Nona! Meskipun media seakan sudah menstandarkan tampan dan cantik itu seperti apa. Ye kan? Haha.
                Usut punya usut, Si Mas ini ternyata udah lama ngamati gue, mungkin sejak awal gue tinggal di Semarang. Beliau sampe hafal motor gue, tempat kerja gue, dan banyak hal lainnya yang nggak gue sangka-sangka. Si Mas berbulan-bulan melakukannya dalam diam. Aseek. Dan, awal mula kejadian yang nggak pernah gue sangka-sangka itu kayak gini:
                Tok tok tok”, terdengar suara ketukan pintu dari luar
                “Ya, masuk”, jawab gue sambil sibuk nulis data pengamatan
                Tok tok tok”, terdengar suara yang sama
Gue sontak agak heran soalnya ketokan itu nggak umum, karena biasanya kalau rekan pegawai palingan sekali ngetuk pintu, langsung masuk aja gitu. Akhirnya gue putuskan untuk bukain pintu karena kupikir ada pihak dari instansi lain yang punya kepentingan dengan kantor. Setelah pintu terbuka, gue melihat seorang lelaki beratribut tentara berdiri tepat di depan gue sambil menyunggingkan senyum. Badaaay, sob!
                “Mbak, lagi sibuk nggak?” tanyanya begitu
                “Hah? Apa mas?”, gue kan jadi heran yak. Secara kepentingan terkait kantor seperti apa yang rela nanyain gue sibuk atau kagak hahaha.
                “Lagi sibuk nggak, Mbak? Boleh kenalan?” tanyanya lumayan sopan dan nggak maksa sih
                “Oh kenalan, aku ngirim data dulu ya mas, soalnya udah telat”, gue tinggal Si Mas berdiri depan pintu  dan kembali ke tempat kerja gue
Siang itu kondisi kantor emang lumayan lagi sepi. Gue agak bersyukur sih, Si Mas datangnya pas nggak ada Pak Bon, Kak Icky, atau Mas Yusuf, rekan kerja paling CS gue di kantor. Kalau ada mereka, habis lah itu Si Mas dikerjain seperti yang terjadi pada ‘seseorang’ sebelumnya hahaha. Dan lagi, kasihan juga gue sama diri gue sendiri karena itu bakal jadi bahan bully-an baru buat gue meskipun sebenernya gue selow-selow aja kalau di-bully. 
                Sebelum meminta kontakku, Si Mas itu menjelaskan maksudnya sampai berani datang ke kantor gue sendirian kayak gitu. - Asli. Gue akui nih orang berani banget. - Masnya bilang sudah memperhatikan gue sejak lama. Mau ngajak kenalan itu malu dan lagi kalau gue naik motor itu cepet banget, nggak pernah sekalipun noleh kantor masnya. Oke, itu fakta sih haha. Gue emang nggak pernah lihat-lihat gitu dan selalu nge-gas motor gue lebih cepet setiap kali lewat portal komplek mereka, soalnya pas gue masih bau bawang dulu –sampe sekarang juga masih anak bawang sih-  gue pernah dikerjain sama temen Si Mas yang nyuruh gue berhenti dan semacam diintrogasi gitu lah. Namanya juga newbie di lingkungan mereka, ya gue merasa layak diselidiki, meskipun ujung-ujungnya minta pin BB. Oknum kok, bukan semua.
                Gue yang nggak suka diajak berteman dengan cara seperti itu jadi agak bete dan jelas gue nggak ngasih kontak gue. Semenjak kejadian itu, secara nggak sadar, muka cuek, jutek, sombong gue keluar. Astaghfirullah. Oke, kembali ke Si Mas. Gue mau ngasih kontak gue ke Si Mas ini bukan semata-mata karena “looks”-nya dia tapi karena dia sopan, dia minta izin boleh apa nggak, dan dia berani sih soalnya. Nggak ada sorot mata yang emmm, you know lah, sorot mata ala-ala cowok yang suka jelalatan. He looks serious dan nggak macem-macem. Attitude-nya sudah ala-ala aktor di drama korea lah pokoknya. Atas dasar itulah, gue putuskan buat mau ngasih kontak gue ke beliau. Toh, silahturahmi aja gapapa kali ya. *alibi detected*
                Nggak seperti kebanyakan cowok yang biasanya langsung hubungi gue setelah punya nomor gue, Si Mas ini awalnya nggak nge-chat, sms, telpon atau apapun selama beberapa hari. Jadi, aku pikir, “Oh, mungkin Si Mas kemarin cuma candaan atau lagi ditantang (kena “dare”) sama temennya.” Nggak lama setelah mikir gitu, drama lainnya pun terjadi. Taraaaa... Si Mas hubungi gue saat gue mau tidur, entah berapa kali, sampe gue bangun waktu mau sholat shubuh pun, gue masih lihat notif Si Mas lagi telpon gue. Gilak, betah banget ini orang. Tapi karena rasa kantuk yang tak tertolong, kesemua telpon ataupun chat itu gue anggurin dari awal.
                Karena dasarnya gue adalah orang yang nggak begitu suka telpon, gue cuma balesin sms Si Mas doang dan minta maaf telponnya nggak gue angkat. Itupun seperlunya aja. Gimana nggak seperlunya, gue cuma menyumbang 10 dari 45 percakapan yang terjadi antara gue dan Si Mas. Sebenernya gue –semua cewek mungkin- tahulah kalau ujungnya proses minta kenalan itu pasti menawarkan hubungan yang lebih dekat, lebih serius, atau minimal mengungkapkan rasa. Hampir selalu dipastikan begitu. Entah kenapa gue kok males aja gitu menanggapi Si Mas. Padahal kalau gue emang bener-bener pecinta drama korea, gue harusnya udah klepek-klepek. Pasti.

Terwujudnya Cita-cita ≠ Bahagia

Sumpah ngakak abis liat ini meme! Siapapun yang bikin, anda warbiasaah! :D
                 Kamu seperti hantu. Terus mengahantuiku. Kemana pun tubuhku pergi. Kau terus membayangi aku (Kosong – Dewa19). Jadi suatu waktu sebelum berangkat dines siang, gue ada keperluan mau keluar dan pulangnya mau nyuci motor. Nah saat gue nunggu motor gue di cuci, ada cowok yang tiba-tiba nongol di samping gue dan bilang, “Gitu ya smsku nggak dibales”
                Sontak gue noleh ke arah datangnya suara dan ternyata ituuu.. Si Mas!! Gue cuma bisa melongo, pura-pura bego. Sumpah demi apa, ini orang kayak hantu. Gimana nggak hantu kalau sukanya tetiba nongol kayak gini. Duh. Akhirnya Si Mas nemenin gue nunggu motor gue di cuci. Jadi ceritanya dia itu tadinya mau pulang ke asrama terus kok liat gue, makanya berhenti dia. Oh God! Cobaan apalagi ini. Kuatkan iman, Nis. Kuatkan iman. Hahaha.
                Si Mas ini orangnya talk less do more gitu kayaknya. Nggak pernah basa-basi, kalau ngajak makan ya langsung bilang, “Dek, udah makan? Makan yuk diluar”, “Dek, Mas anterin jus ya?”, “Dek, udah sarapan? Dines pagi kan? Jangan telat sarapannya, Mas beliin sarapan kalau belum beli.” dan lain-lain yang nggak mungkin aku sebutin satu-satu disini. Talk less do more banget, kan?
                Dan akhirnya, Si Mas mengungkapkan keseriusannya sama gue. Si Mas cerita kalau beliau suka sejak pertama kali lihat gue dan baru kali itu juga beliau suka sama orang makanya beliau rela nyamperin gue ke kantor buat ngajak kenalan. Seriusan ke kantor emang gengs, ke kantor! Tanpa cerita gue orangnya gimana atau status gue gimana, Si Mas bilang bakal sabar nunggu sampe gue siap jalanin hidup sama beliau. Siap gue kacangin, jutek in seperti biasanya. Siap nunggu gue selese kuliah tanpa ada kontak intensif sama gue. Dengan catatan, gue mau nerima “keseriusan” masnya. Tau kan makna “serius”nya orang dewasa itu apa? Heuheu.
                GALAU. ASLI.
                Kombinasi cerita ala korea dan sentuhan nilai islami-nya ada, meski dikit. Haha. Jujur, gue sedikit goyah sih waktu itu. Tapi entah kenapa, gue merasa cerita dalam drama korea yang sebelumnya gue mimpi-mimpikan itu rasanya nggak cocok dengan hidup gue. Nggak semua cerita dalam drama itu nyaman gue rasain di dunia nyata, meskipun sebagian besar romantismenya gue mupeng-in (tapi kalau sudah menikah dan berkeluarga aja ya :D). Dan lagi, perjalanan gue masih jauh, gue masih terikat kontrak pendidikan 3 tahun lagi. Tiga tahun bukanlah waktu yang singkat, dan gue yakin, akan ada lebih banyak hal yang terjadi dalam kurun waktu itu.
Si Mas nggak salah atau kurang apa-apa kok, malah gue harusnya yang kurang karena profesi gue bukanlah pemeriksa manusia (dokter) seperti Song Hye-Kyo dalam drama. Gue adalah seorang pemeriksa cuaca hahaha tapi gue juga mengerti dunia medis tipis-tipis kok, berkat bantuin emak gue praktek di rumah. Joengmal gomawo, Mas! Terimakasih sudah mewujudkan obsesi dan mimpi gue terhadap drama korea yang selama ini hanya sebatas gue lihat, tapi akhirnya bisa jadi realita juga. Terimakasih sudah bersedia mampir dalam hidup gue, Mas! Dan terimakasih banyak sudah menghargai keputusan gue. Jodoh nggak kemana kan, Mas? :)
Meskipun sempet ragu, pada akhirnya gue tetep mantap memilih untuk sendiri. Bukan karena suka atau tidak suka, karena gue sebatas berusaha (belajar) untuk menjaga. Siapapun anda yang menjadi suamiku kelak, percayalah aku mengusahakan yang terbaik yang aku bisa, untuk “menjaga”. Meski dalam perjalanannya, aku cukup sering “jatuh”, gagal juga. Tolong maafkanlah. Dan jangan bosan menyebutku dalam do’a, agar selalu terjaga.

6 komentar:

  1. oh nooo! berasa lagi baca cerpeeen wkwkwk
    duhhh nisssss

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hahahahaha
      True story ini. Geli juga aku yg nulisnya, sambil cengar cengir sendiri. Kenapa hidupku sedrama ini, Ya Allah wkwk

      Hapus
  2. Balasan
    1. Iyaaaaa karena masnya demen nonton drama korea jugaaa wkwk. Pantes. Lol 😂

      Hapus
  3. korea emang pinter banget bikin film dramanya. pinter bikin penontonnya baper :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya mbak, bener bangettt! Makasih udah mampir mbak, Hasdiana ^^

      Hapus