Belajar Mengatur Keuangan Pribadi
Haihaiii! Kali ini aku bakal sharing tentang masalah keuangan nih, yaaa sedikit lebih bermanfaat dibanding baper-baper biasanya. Hehe. Well,
sebagai seseorang yang sudah berpenghasilan,
menurutku penting banget buat laporan keuangan setiap bulannya. Tapi kadang ada pikiran-pikiran seperti, "Males, ah" atau "Jangankan bikin catatan keuangan, catatan PR gw aja belom kelar" dll, yang akhirnya membuat kita cuek sama keuangan kita. Yaudahlah, yang penting ada buat makan, kalau habis ya nanti nyari lagi. Kalau kata mamaku, "Lantas, kalau nyari hari ini untuk dihabiskan hari ini, apa bedanya kalian sama ayam? Ayam juga ndak mikirin kok besok makan apa, yang penting ada untuk hari ini, yaudah. Besok ya urusan besok."
“Aku masih single kok, buat apa bikin gituan?”
Ada lagi pertanyaan seperti di atas itu hehe. Padahal, justru karena masih single kita sudah harus belajar
membiasakan diri mengelola keuangan pribadi. Kenapa? Kadang, seorang single aja bisa menghabiskan uang jutaan
dalam satu bulan, tanpa terasa, tanpa disadari. Bak pepatah, sedikit-sedikit
lama lama menjadi bukit, pengeluaran kita pun sewaktu-waktu bisa saja membukit.
Nah, laporan keuangan pribadi itu bisa jadi kontrol. Kalau pengeluaran dirasa
mulai banyak, kita bisa coba cari celah, kira-kira sektor apa yang bisa
dipangkas/dihemat. *ceilah, sudah kayak RAPBN aja hehe.
Apalagi nih bagi yang ciwi-ciwi, yang biasanya suka gatel
kalau lihat baju, hijab, alat kosmetik, assesoris, dan kebutuhan tersier lain.
Terlebih lagi bagi mereka yang hidup dengan gaya sosialita, tas branded dan perawatan wajah dan kulit
yang tentunya NGGAK MURAH!
Bagi sebagian lainnya yang nge-fans berat sama idol korea, beli tiket konser yang harganya jutaan
pun di-iya-in. Koleksi kaset, buku, dan asesoris lain yang bernadakan idola
mereka tentu cukup memakan budget. Bagiku,
sah-sah saja sih, selama masih dalam batas normal. Namanya juga suka dan tiap
orang kan beda-beda sukanya apa hehe. Tapiiiii, perlu diinget, kalau kita cuma
mengedepankan nafsu ‘pengen’ aja, pemasukan
seberapapun nggak akan pernah cukup buat memenuhi gaya hidup kita.
Therefore, menurutku
kita perlu bikin rencana dan catatan keuangan bulanan. Buat rajin bikin catatan
pengeluaran tiap bulan ternyata juga butuh konsistensi yang nggak bisa
dipelajari dalam satu dua hari saja. Aku mulai membuat catatan pengeluaran ini
sejak Mei 2016 lalu dan alhamdulillah, hari demi hari catatannya lebih detail
dan valid. Dulu nggak begitu valid karena masih sering ngarang-ngarang
pengeluaran karena lupa catat dan lagiii format catatan keuanganku kurang
memberi pembelajaran. Nah, sebelum kita jadi buibuk, menurutku banyak baiknya
kalau kita mulai peduli sama pengeluaran
kita. Apalagi kalau sudah berumahtangga, pengeluaran kita pasti lebih banyak automatically.
Jadi kali ini aku bakal berbagi tips gimana manage keuangan pribadi yang sangat simpel,
praktis, dan patut dicoba! Karena aku nggak punya background akuntansi,
keuangan, atau sejenisnya, jadi aku bikin laporan ini murni hasil pengalaman
pribadi. Tapi kalau ada masukan lagi sungguh bakal lebih aku hargai ^^
Well, dalam laporan
keuangan pribadi versi aku, ada 7 POIN
yang perlu ada. Apa aja? Check it out!
Ini foto asli catatan keuanganku dan aku bikinnya pakai tulisan tangan yaa, jadi agak jelek ^^ |
1. Food and Snacking
Nah, ini adalah salah satu sektor wajib dalam catatan keuangan bulanan
kita. Jelas dong, manusia butuh makan dan sesekali butuh jajan hehe. Untuk
mempermudah pelaporannya, aku biasanya nulis nomor 1 sampai 30 (disesuaikan
dengan jumlah tanggal dalam bulan yang bersangkutan), kemudian pada malam hari
sebelum tidur aku akan menghitung berapa uang yang aku keluarkan untuk
keperluan makan atau jajanku pada hari itu.
Biasanya sih, kalau pengeluaran mulai membengkak, aku bakal menghemat
pengeluaran di sektor ini. Berhematnya biasanya aku lakukan dengan membeli
makanan secara terpisah antara, nasi, sayur, dan lauknya, dibungkus, dan dibawa
pulang. Bisa untuk makan pagi hingga petang. Hindari makan di tempat karena
biasanya kita bakal nambah minum entah air putih atau es teh, kerupuk atau
gorengan yang kesemuanya jelas harus BAYAR. Hahaha.
Cara kedua adalah dengan masak sendiri. Dulu sewaktu masih tinggal di Tangerang, biaya makan ku paling rata-rata 500 ribu. Di kota besar cuma habis segitu, serius? Iya! Hal itu karena 90% aku lebih sering masak sendiri. Sedangkan jika dibandingkan dengan saat tinggal di Semarang kini, aku jadi lebih borosss karena nggak bisa masak. Tapi untungnya harga makanan disini jauh lebih murah sih hehe. Cara ketiga yang paling
ampuh dan berpahala adalah dengan berpuasa. MasyaAllah, hehehe. Untuk sahur bisa cuma pakai roti
atau oats dan sore harinya baru beli
makanan untuk berbuka. Cuma sekali beli makan dalam sehari. Hemat dan sehat, kan? :D
2. Fix Expenses
Setiap orang mungkin bakal berbeda-beda dalam menentukan apa saja kebutuhan
yang menjadi prioritas, yang wajib dibeli dalam bulan yang bersangkutan. Nah,
pengeluaran-pengeluaran semacam ini biasanya aku golongkan dalam kelompok “Fix Expenses” atau pengeluaran tetap. Items yang biasanya selalu aku
anggarkan dalam pengeluaran tetap adalah :
a.
Sewa kosan
b.
Pulsa/kuota
c.
Sedekah
d.
BBM (bensin)
e.
Cuci motor
f.
Service motor (dua atau tiga bulan sekali saja)
g.
Air galon
Dalam setiap bulannya, aku menganggarkan uang sejumlah “sekian” untuk
membayar total pengeluaran dalam kelompok ini. Items yang tertulis dalam kelompok fix expenses tentu merupakan skala prioritas bagiku. Artinya, kalau
uang untuk kelompok ini saja belum cukup/belum ada, aku nggak seyogyanya “kepengen” beli baju baru,
beli buku, atau beli-beli lainnya. Hahaha kok melas ya aku bacanya :D
3. Unexpected Expenses
Seringnya sih, bahkan selalu, pengeluaran-pengeluaran tak terduga itu muncul
setiap bulan. Contoh beberapa hal yang jadi pengeluaran tak terdugaku di Bulan
Januari lalu adalah tiket PP Jawa Timur-Jawa Tengah, beli keyboard protector, cover motor, oleh-oleh buat eyang uti, nge-date sama temen yang jauh-jauh datang
dari Jepang (Hanna) dan Berau Kalimantan (Lu’lu), beli buku buat adikku, beli
gamis (baju baru dalam dua tahun terakhir kok ini wkwk), daaan datang ke
pernikahannya temen SMA-ku (Annisa’). Duh, jangan baper Nis, jangan! :D
Kebutuhan lain seperti sabun untuk nyuci, ki*spray, softener, hot chocolate, dan kebutuhan sehari-hari lainnya aku
masukkan dalam kelompok ini. Karena aku nggak belanja setiap bulan sekali dan
nggak tentu, tergantung kapan habisnya baru belanja. Dan lagiiii, karena biasanya
aku nunggu harga promo dari online shop
atau indo*mart dan alfa*mart yang harganya bisa jadi miring banget. Sudah
berasa buibu banget kalau suka nyari murah gini hahaha. Karena lumayan sering
belanja online, kadang aku merasa hafal pattern-nya,
kalau hari ini apa aja barang yang didiskon, di lapak online mana, dan
lain-lain. Yap, semua pengeluaran itu aku tulis dengan detail, uangnya
dikeluarkan untuk apa dan tanggal berapa.
4. Saving’s Record
Kelompok/sektor ini merupakan rekap pemasukan yang aku terima setiap
bulan, biasanya items wajib yang
tertulis disini adalah:
a.
Update record
jumlah uang di ATM
b.
Gaji
c.
Tunjangan kinerja
d.
Uang makan
Pemasukan diatas adalah pemasukan yang udah pasti aku dapat setiap bulannya.
Kadang pendapatan tak terduga lainnya aku dapat dari Pendapatan Negara Bukan Pajak,
SHU Koperasi, honor jadi panitia, honor jadi penulis di buletin kantor, atau
honor dari redaksi di koran-koran. Dan juga kadang, mama masih saja mengirimiku
uang padahal udah tahu kalau, alhamdulillah, aku udah sangat cukup dengan yang
sekarang. Tapi itulah, keinginan mama saya, yang jujur kadang bikin saya tambah
cinta. Cerita tentang ini sejujurnya bakal berbuntut panjang, jadi skip aja yaaa ^^
Oh iya, biasanya aku juga bakal record
jumlah uang di ATM dengan menuliskan jumlahnya dan tanggal pengecekannya.
Apalagi semenjak launching aplikasi mobile banking, proses update jumlah
uang di ATM jadi lebih mudaaaah. Tapi dampak negatifnya adalah sering nggak
kerasa kalau jajan-jajan online karena transaksinya maya, nggak kerasa pegang
duitnya :p
5. Total Income
Kalau ini standar sih ya, total pendapatan itu aku hitung dengan
menjumlah setiap uang yang masuk/dapat setiap bulannya.
6. Total Outcome
Total pengeluaran biasanya aku hitung per-sektor/kelompok. Misalnya, aku
menghabiskan berapa total pengeluaran di sektor food and snacking, berapa
total pengeluaran sektor fix expenses, dan berapa total
pengeluaran sektor unexpected expenses. Nah, aku biasanya mempertimbangkan
anggaran buat bulan depannya dengan mengetahui total pengeluaran di setiap
sektor ini.
7. Netto
Nah, netto flow cash ini dibuat
untuk mengetahui kira-kira gimana perbandingan pemasukan dan pengeluaran kita
di bulan ini. Kalau misal total
pemasukan-total pengeluaran hasilnya masih positif berarti kita berhasil menyisihkan uang buat nabung. Yeaaay! Tapi kalau hasilnya negatif tandanya harus ada sektor yang
dipangkas/dihemat pengeluarannya untuk anggaran bulan depan atauuuuu harus ada
pemasukan tambahan lain buat menutupi biaya-biaya “berlebih” ini. The choice is yours, then...
Untuk memudahkan merekap pengeluaran setiap harinya, aku biasanya nulis
format catatan ini diatas sebuah kertas yang bakal aku tempelkan dekat
dengan meja belajar, tempat yang selalu aku singgahi setiap hari, entah hanya
untuk menulis kegundahan hati, nonton film, belajar, atau berkarya. Kalian bisa
mencoba menempelkan ini dimana aja yang penting terjangkau, sering banget kita
singgahi setiap harinya, dan letakkan bolpoin di dekat tempat tersebut. Luangkan
waktu nggak sampe semenit buat rekap pengeluaran kita di hari yang
bersangkutan. Jangan menunda-nunda karena nanti seringnya kita LUPA terus
NGIRA-NGIRA deh jumlah pengeluarannya berapa.
Dan taraaaaaaaa!! Ini contoh hasil catatan keuanganku di Bulan Jnauari 2017 kemarin
Gimana? Mudah kan? Yuk ikutan bikin ginian! I’ll wait for you story yaaaa! ^^
PS: Bagi kita yang cewek-cewek hehe, aku biasanya juga nyelipin catatan siklus aku disini sekalian. Jadi nantinya kita bisa ngitung normal nggak sih siklusnya atau kalau sudah menikah bisa juga buat prakiraan masa suburnya. So, it is all in a package! ^^
Wah boleh nih dicoba tips nya, tapi memang paling susah yg namanya "konsisten", awalnya rajin nyatet, tapi lama-lama males dan akhirnya lupa berapa pengeluarannya 😅🙈🙈
BalasHapusSipp. Semangat mencoba qaqa :)
HapusAwal sampai pertengaan 2016 sempat rajin update keuangan. Tapi, setelah itu terlupakan. Akibatnya, tabungan amblas karena gak disiplin. Hehehhe.
BalasHapusPerlu dimulai lagi nih rekap keuangannya.. biar bisa kayak mbaknya :)
Yeaay! Semangat kaak. Pasti bisa 💪
HapusTerimakasih sudah mampir :)
"...yang ngefans sama idol Korea..."
BalasHapuskok aku banget yaa wkwkwk. dulu aku juga sering bikin gini, tapi lama-lama males nyatet sendiri duuh
Haha, upsss. Nggak niat serius, soalnya disini ada yang totalitas banget, Au wkwk
Hapusbtw itu tgl 5 sd 8 ga makan nis? wkwk
BalasHapusHahaha *seketika ngakak maksimal*
HapusItu pas pulang jadi makan ditanggung orangtua wkwk
Aku pernah disuruh ayah bikin gitu, tp gk pernah kubikin :D
BalasHapussekali kali coba dongg ;)
Hapus