Minggu, 14 Februari 2016

TARUNAPRENEUR: Inovasi Berbisnis Ala Para Taruna





Menurut studi empiris David Mc Clelland, suatu negara akan maju jika 2% dari jumlah penduduknya menjadi wirausahawan. Namun sayangnya, beragam stigma negatif perihal dunia entrepreneurship marak terdengar di masyarakat kita. Hal tersebut secara tidak langsung akan terpatri dalam diri seseorang, terlebih pada anak-anak yang notabene sangat rentan “dicekoki” idealisme baru. Belum lagi faktor lingkungan dimana bagi kebanyakan orang Indonesia, menjadi pegawai adalah hal yang menjanjikan.

A          : Bisnis itu berisiko tau! Emang kamu punya bakat bisnis?
B          : Gimana kalau kamu gagal? Apalagi kamu nggak berbakat
C          : Modalmu darimana? Yakin bisa sukses? Awas lo Si A kemarin rumahnya disita bank gara-gara nggak bisa bayar hutang yang dibuat modal bisnis
D          : Kemarin Dokter A habis 500 sekian juta lo buat masuk jadi PNS. Makanya kamu harus bersyukur.
- And so on, and so on –

Sebenarnya tidak ada salahnya dengan menjadi pegawai negeri, karyawan swasta, dan lain-lain, namun jika ribuan lulusan per tahun berebut menjadi pegawai sedangkan lapangan kerja tak bertambah, bukankah yang tercipta adalah pengangguran dimana-mana? Jadi nggak heran kan kenapa sampai saat ini Indonesia masih betah nangkring di status “berkembang”. Untuk itulah, sudah saatnya institusi pendidikan baik formal maupun non formal memberikan materi tentang kewirausahaan. Bukan hanya sebatas materi namun harusnya juga disertai dengan bimbingan dan pelatihan tentang kewirausahaan. Peran keluarga sebagai lingkungan terdekat sangat penting dalam menanamkan dan mendukung jiwa entrepreneurship pada anak sejak usia dini.
Namun karena saya sudah tidak terhitung dini lagi, jangan bilang tua lah ya hihihi, dan saat ini berstatus sebagai taruna (seperti mahasiswa) di salah satu sekolah tinggi ikatan dinas, maka dari itu saya lebih memilih jalur “perubahan”. Eitts tapi jangan berpikir saya akan keluar dari daftar CPNS lo ya! Diangkat aja belum cyiiiin, masak udah mau keluar aja. Kan syedih hehehe. Maksud saya adalah saya akan memanfaatkan posisi saya sekarang ini. YAP, nantinya saya ingin menjadi (calon) pegawai yang juga sukses dalam berbisnis. Banyak kok pegawai yang sudah duluan sukses menerapkan prinsip ini.

Mau tahu bisnis apa yang akan saya kerjakan dalam waktu dekat? Yuk yuk simak!

Belajar Bisnis Ala Kantong Mahasiswa
Sebagai seorang mahasiswa (lebih tepatnya taruna/i), saya memilih untuk menulis sebuah buku tentang meteorologi. Selain sebagai bahan ajar atau review materi, bisnis genre ini senada dengan profesi yang akan saya tekuni nantinya. Buku ini baru saya kerjakan sekitar satu bulan dan sampai sekarang saya sudah menelurkan hampir 3 buku, yaitu Teori&Praktek Pengamatan Udara Permukaan Semester I, Teori&Praktek Pengamatan Udara Permukaan Semester II, dan Teori&Praktek Meteorologi Maritim.
Atas segala keterbatasan yang saya miliki, tentu saya melibatkan beberapa orang dalam proses pembuatan buku ini, diantaranya adalah Usman Efendi yang membantu saya menulis buku, I Made Kurniawan Putra yang membantu saya mendesain cover buku, dan untuk setiap data soal ujian tahun-tahun lalu, saya wajib mengucapkan terimakasih pada Nurannisa Rahma.
Rencananya buku-buku ini akan saya jadikan buku series, yang saya beri nama Book Series Of #TarunaAntiRemidi. Buku ini berisi tentang materi kuliah, catatan kuliah pribadi saya, tips trik menjawab soal dosen, contoh soal ujian tahun-tahun lalu beserta pembahasannya. Mainstream? Menurut saya nggak, karena belum ada yang pernah membuat buku semacam ini dan keilmuan tentang meteorologi masih belum populer di Indonesia. Selain itu, tujuan utama saya menulis buku ini adalah untuk membantu adik-adik tingkat saya dalam hal pembelajaran serta berusaha menekan angka mencontek yang sangat umum terjadi di kalangan pelajar. Kalau dari pendidikan saja sudah begini, yakin nanti pas kerja nggak curi-curi? Hal tersebut menjadi fokus utama saya terlebih bagi kami (taruna/i) yang merupakan cikal bakal pegawai pemerintahan.

So this is it, Book Series Of #TarunaAntiRemidi ala chefanistia! Ulalaaa

Screenshoot salah satu cover buku saya

 
Screenshoot salah satu pembahasan soal ujian

Bagaimana mengatasi ketiadaan modal terlebih kalau kita hanyalah seorang taruna (mahasiswa)?

Nah ini seringkali menjadi momok, bagi pelajar khususnya, yang membuat mereka akhirya harus menunda mimpinya untuk berwirausaha. Padahal untuk menghadapi masalah tersebut, ternyata kita hanya perlu “be creative!”. Masih umum banget ya? Oke, akan saya contohkan salah satu wujud be creative dalam bisnis saya. Jujur saya belum mempunyai cukup uang pun keberanian untuk melakukan percetakan buku  dalam skala besar. Terlebih karena ini adalah buku series, duh duh. Untuk menyiasati hal tersebut, saya memutuskan untuk menjual buku saya dalam bentuk e-book. Di samping itu, saya juga tetap melayani pembelian versi cetak dengan syarat ada garansi dari pembeli, semacam open pre-order gitu. Tidak habis akal, agar harga buku saya bisa menjangkau semua kalangan, saya juga menjual buku saya versi hitam putih (fotokopi).
 Masalah selanjutnya adalah fakta jika banyak orang, termasuk saya dulu, lebih suka fotokopi punya temen aja daripada harus beli yang asli. Mahal. Tapi ternyata membuat buku itu suliiiit, Sob! Jadi upaya saya untuk menyiasati kecurangan dan kebiasaan orang untuk tidak membeli versi asli adalah dengan menggagas adanya asuransi ilmu. Intinya adalah saya tidak ingin sekedar berbisnis dan meraup untung saja, tapi secara moral saya juga berusaha bertanggung jawab atas ilmu yang saya tulis pada buku saya. Oleh karena itu, saya akan berusaha membantu pembaca memahami setiap ilmu yang saya bagi lewat buku tersebut. Untuk detail mengenai asuransi ilmu akan saya bahas lain waktu, yaa ^^
 
Bagaimana mengatur waktu antara belajar dan berbisnis?

Good question. Sebagai pelajar tentu kita nggak boleh meremehkan studi kita. Tentu kita nggak mau kan menjadi mahasiswa abadi? Kalau di kampus saya sih nggak mungkin ada mahasiswa abadi, adanya cuma drop out (DO). Eh lebih parah ya hehehe. Sama seperti cinta, sukses berbisnis juga butuh pengorbanan. Saya menyiasatinya dengan menggunakan “me-time” saya untuk menjalankan bisnis. Alternatif lain adalah menjalankan bisnis pada saat week end dengan catatan saya harus rela menahan dulu hasrat untuk hangout bersama teman. Tapi diantara jadwal yang hectic itu, saya tetap mengalokasikan waktu untuk refreshing juga. Salah satunya dengan menulis bebas dan mengikuti kompetisi blogging seperti ini gengs hehe.
Selain itu, saya juga menetapkan jam operasional saya dalam berbisnis. Misalnya, satu jam sebelum tidur saya baru akan menjalankan usaha saya, misalnya menulis buku, merekap daftar pembeli, atau membalas chat-chat yang masuk ke HP saya. Pada dasarnya saya memang suka menulis formal dan membaca, makanya saya sangat menikmati pengorbanan ini. Kenapa??? Karena saya bisa bekerja tapi nggak kayak kerja gitu! Yaiyalah namanya juga suka, apasih yang nggak bakal kita lakuin kalau kita sudah jatuh cinta? #Eh. Jadi jangan mengartikan pengorbanan sebagai sesuatu yang selalu sedih menyengsarakan gitu ya, gengs!
Selain itu, meskipun saya masih newbie dalam berbisnis, saya sudah nggak sabar nih buat turut serta menyemai virus enterpreneurship ke teman-teman semua, terlebih bagi teman-teman angkatan saya yang sampai saat ini mungkin sedang galau menunggu pengumuman Praktek Kerja Lapangan (PKL). Karena secara formal kami tidak belajar tentang kewirausahaan, oleh karena itu saya mengajukan gagasan TarunaPreneur sebagai wadah para taruna/i untuk bisa saling berbagi dan belajar ilmu entrepreneurship secara otodidak namun tetap bersama-sama biar greget. Semoga tulisan ini bisa menjadi hiburan atau mungkin inspirasi dan motivasi untuk mulai belajar berwirausaha

Jangan tunda sampai nanti, karena belum tentu kita memiliki rasa yang sama seperti hari ini - nonanis

Salam hangat,
nonanis

"Tulisan ini diikutkan dalam Giveaway Semua Tentang Wirausaha yang diselenggarakan oleh Suzie Ichus dan Siswa Wirausaha"

25 komentar:

  1. Leh uga nisss ������

    BalasHapus
    Balasan
    1. Alhamdulillah terimakasiiih ♡
      Mohon doanyaa

      Hapus
  2. Ntar bikin yg buat semester 3 sampai seterusnya juga ya iiiis wkwk *by taruna sering remidi*

    BalasHapus
    Balasan
    1. InsyaAllah rencananya begitu. Mohon doanyaa 😘

      Hapus
  3. Nice kaka,sukses buat bisnisnya (y) :3

    BalasHapus
    Balasan
    1. Alhamdulillah, aamiin aamiin
      Bisnis juga yuk usss hihi

      Hapus
  4. Up buat #TarunaAntiRemidi hihi

    x Dayu | PR.JA

    BalasHapus
  5. Mantap, lanjutkan.
    Kebetulan saya juga sudah ada nih yang smt 3-smt 5.
    Bisa dipadukan, karena walaupun mata kuliah sama namun dari tahun ke tahun pasti ada tambahan.

    Hal yang sama sebenarnya juga sedang di kerjakan senior2 kalian angkatan 2013, melanjutkan catatan2 kami.
    Bagus kalau tiap angkatan punya catatan2 seperti itu, nanti bisa dipadukan

    BalasHapus
    Balasan
    1. Siap kak, dengan senang hati.
      Terimakasih :)

      Hapus
  6. Bisnis ? Mantaap ...
    Klo kata rasulullah nih "9 dari 10 pintu rezeki ada di perniagaan"

    BalasHapus
  7. Bisnis ? Mantaap ...
    Klo kata rasulullah nih "9 dari 10 pintu rezeki ada di perniagaan"

    BalasHapus
    Balasan
    1. InsyaAllah, mohon doanyaaa
      Nah itu diaa hehe

      Hapus
  8. keren banget :D
    Keep up the good work :D

    BalasHapus
  9. Wah ide wirausahanya antimainstream nih, bikin buku dan membantu adik kelas utk belajar tanpa nyontek.

    BalasHapus
  10. Balasan
    1. Alhamdulillah terimakasih sudah mampir :)

      Hapus
  11. keren banget nih tarunaprenuer nya. usahanya bener-bener out of the box..
    baru kepikiran juga nih.. (sambil manggut2)
    apalah daya sudah lulus hampir 10 tahun lalu :D
    makasih ya ud ikutan GA nya
    sukses terus usahanya ^^

    BalasHapus
    Balasan
    1. Waaa alhamdulillah berkat wangsit mbak hihi
      Aamiin, sukses untuk siswa wirausaha jugaa mbaak ^^

      Hapus