Menurut studi empiris David Mc Clelland, suatu negara akan maju jika 2% dari jumlah penduduknya menjadi wirausahawan. Namun sayangnya, beragam stigma negatif perihal dunia entrepreneurship marak terdengar di masyarakat kita. Hal tersebut secara tidak langsung akan terpatri dalam diri seseorang, terlebih pada anak-anak yang notabene sangat rentan “dicekoki” idealisme baru. Belum lagi faktor lingkungan dimana bagi kebanyakan orang Indonesia, menjadi pegawai adalah hal yang menjanjikan.
A : Bisnis itu berisiko tau! Emang kamu
punya bakat bisnis?
B : Gimana kalau kamu gagal? Apalagi
kamu nggak berbakat
C : Modalmu darimana? Yakin bisa sukses?
Awas lo Si A kemarin rumahnya disita bank gara-gara nggak bisa bayar hutang yang dibuat modal bisnis
D : Kemarin Dokter A habis 500 sekian
juta lo buat masuk jadi PNS. Makanya kamu harus bersyukur.
- And so on, and so on –
Sebenarnya tidak
ada salahnya dengan menjadi pegawai negeri, karyawan swasta, dan lain-lain,
namun jika ribuan lulusan per tahun berebut menjadi pegawai sedangkan lapangan
kerja tak bertambah, bukankah yang tercipta adalah pengangguran dimana-mana? Jadi
nggak heran kan kenapa sampai saat
ini Indonesia masih betah nangkring di
status “berkembang”. Untuk itulah, sudah saatnya institusi pendidikan baik
formal maupun non formal memberikan materi tentang kewirausahaan. Bukan hanya sebatas
materi namun harusnya juga disertai dengan bimbingan dan pelatihan tentang
kewirausahaan. Peran keluarga sebagai lingkungan terdekat sangat penting dalam
menanamkan dan mendukung jiwa entrepreneurship
pada anak sejak usia dini.
Namun karena
saya sudah tidak terhitung dini lagi, jangan bilang tua lah ya hihihi, dan
saat ini berstatus sebagai taruna (seperti mahasiswa) di salah satu sekolah
tinggi ikatan dinas, maka dari itu saya lebih memilih jalur “perubahan”. Eitts tapi jangan berpikir saya akan keluar dari daftar CPNS lo ya! Diangkat
aja belum cyiiiin, masak udah mau keluar aja. Kan syedih hehehe. Maksud
saya adalah saya akan memanfaatkan posisi saya sekarang ini. YAP, nantinya saya ingin menjadi (calon) pegawai yang juga sukses
dalam berbisnis. Banyak kok pegawai yang sudah duluan sukses menerapkan
prinsip ini.
Mau tahu bisnis apa yang akan saya
kerjakan dalam waktu dekat? Yuk yuk simak!
Belajar Bisnis Ala Kantong Mahasiswa
Sebagai
seorang mahasiswa (lebih tepatnya taruna/i), saya memilih untuk menulis sebuah
buku tentang meteorologi. Selain sebagai bahan ajar atau review materi, bisnis genre ini senada dengan profesi yang akan
saya tekuni nantinya. Buku ini baru saya kerjakan sekitar satu bulan dan sampai
sekarang saya sudah menelurkan hampir 3 buku, yaitu Teori&Praktek Pengamatan
Udara Permukaan Semester I, Teori&Praktek Pengamatan Udara Permukaan
Semester II, dan Teori&Praktek Meteorologi Maritim.
Atas segala
keterbatasan yang saya miliki, tentu saya melibatkan beberapa orang dalam
proses pembuatan buku ini, diantaranya adalah Usman Efendi yang membantu saya menulis buku, I Made Kurniawan Putra yang membantu saya mendesain cover buku, dan untuk setiap data soal
ujian tahun-tahun lalu, saya wajib mengucapkan terimakasih pada Nurannisa Rahma.
Rencananya
buku-buku ini akan saya jadikan buku series, yang saya beri nama Book
Series Of #TarunaAntiRemidi. Buku
ini berisi tentang materi kuliah, catatan kuliah pribadi saya, tips trik menjawab
soal dosen, contoh soal ujian tahun-tahun lalu beserta pembahasannya. Mainstream? Menurut saya nggak, karena belum ada yang pernah
membuat buku semacam ini dan keilmuan tentang meteorologi masih belum populer di
Indonesia. Selain itu, tujuan utama saya menulis buku ini adalah untuk membantu
adik-adik tingkat saya dalam hal pembelajaran serta berusaha menekan angka mencontek
yang sangat umum terjadi di kalangan pelajar. Kalau dari pendidikan saja sudah
begini, yakin nanti pas kerja nggak curi-curi?
Hal tersebut menjadi fokus utama saya terlebih bagi kami (taruna/i) yang merupakan
cikal bakal pegawai pemerintahan.
So this is it, Book Series Of
#TarunaAntiRemidi ala chefanistia! Ulalaaa
![]() | ||
Screenshoot salah satu cover buku saya |
Bagaimana mengatasi ketiadaan modal terlebih kalau
kita hanyalah seorang taruna (mahasiswa)?
Nah ini
seringkali menjadi momok, bagi pelajar khususnya, yang membuat mereka akhirya harus menunda
mimpinya untuk berwirausaha. Padahal untuk menghadapi masalah tersebut, ternyata kita hanya
perlu “be creative!”. Masih umum banget ya? Oke, akan saya contohkan salah satu wujud be creative dalam bisnis saya. Jujur
saya belum mempunyai cukup uang pun keberanian untuk melakukan percetakan buku dalam
skala besar. Terlebih karena ini adalah buku series, duh duh. Untuk menyiasati hal tersebut, saya memutuskan untuk menjual buku saya dalam bentuk e-book. Di samping itu, saya juga tetap melayani
pembelian versi cetak dengan syarat ada garansi dari pembeli, semacam open pre-order gitu. Tidak habis akal,
agar harga buku saya bisa menjangkau semua kalangan, saya juga menjual buku
saya versi hitam putih (fotokopi).
Masalah selanjutnya adalah fakta jika banyak orang, termasuk saya dulu, lebih suka fotokopi punya temen aja daripada harus beli yang asli. Mahal. Tapi ternyata membuat buku itu suliiiit, Sob! Jadi upaya saya untuk menyiasati kecurangan dan kebiasaan orang untuk tidak membeli versi asli adalah dengan menggagas adanya asuransi ilmu. Intinya adalah saya tidak ingin sekedar berbisnis dan meraup untung saja, tapi secara moral saya juga berusaha bertanggung jawab atas ilmu yang saya tulis pada buku saya. Oleh karena itu, saya akan berusaha membantu pembaca memahami setiap ilmu yang saya bagi lewat buku tersebut. Untuk detail mengenai asuransi ilmu akan saya bahas lain waktu, yaa ^^
Bagaimana mengatur waktu antara
belajar dan berbisnis?
Good question. Sebagai pelajar tentu kita nggak boleh meremehkan studi kita. Tentu kita nggak mau kan menjadi mahasiswa abadi? Kalau di kampus saya sih nggak mungkin ada mahasiswa abadi,
adanya cuma drop out (DO). Eh lebih
parah ya hehehe. Sama seperti cinta,
sukses berbisnis juga butuh pengorbanan. Saya menyiasatinya dengan menggunakan
“me-time” saya untuk menjalankan bisnis. Alternatif lain adalah menjalankan
bisnis pada saat week end dengan catatan
saya harus rela menahan dulu hasrat untuk hangout
bersama teman. Tapi diantara jadwal yang hectic itu, saya tetap mengalokasikan waktu untuk refreshing juga. Salah satunya dengan
menulis bebas dan mengikuti kompetisi blogging seperti ini gengs hehe.
Selain itu,
saya juga menetapkan jam operasional saya dalam berbisnis. Misalnya, satu jam
sebelum tidur saya baru akan menjalankan usaha saya, misalnya menulis buku, merekap
daftar pembeli, atau membalas chat-chat yang masuk ke HP saya. Pada dasarnya saya
memang suka menulis formal dan membaca, makanya saya sangat menikmati pengorbanan
ini. Kenapa??? Karena saya bisa bekerja tapi
nggak kayak kerja gitu! Yaiyalah namanya
juga suka, apasih yang nggak bakal
kita lakuin kalau kita sudah jatuh cinta? #Eh. Jadi jangan mengartikan pengorbanan
sebagai sesuatu yang selalu sedih menyengsarakan gitu ya, gengs!
Selain itu, meskipun
saya masih newbie dalam berbisnis,
saya sudah nggak sabar nih buat turut
serta menyemai virus enterpreneurship
ke teman-teman semua, terlebih bagi teman-teman angkatan saya yang sampai saat
ini mungkin sedang galau menunggu pengumuman Praktek Kerja Lapangan (PKL). Karena
secara formal kami tidak belajar tentang kewirausahaan, oleh karena itu saya mengajukan
gagasan TarunaPreneur sebagai wadah
para taruna/i untuk bisa saling berbagi dan belajar ilmu entrepreneurship secara otodidak namun tetap bersama-sama biar greget. Semoga tulisan ini bisa menjadi hiburan
atau mungkin inspirasi dan motivasi untuk mulai belajar berwirausaha
Jangan tunda sampai nanti, karena belum tentu kita memiliki rasa yang sama seperti hari ini - nonanis
Salam hangat,
nonanis
"Tulisan ini diikutkan dalam Giveaway Semua Tentang Wirausaha yang diselenggarakan oleh Suzie Ichus dan Siswa Wirausaha"
Kerennn cuy
BalasHapusAlhamdulillah, mohon doanya qaqa :)
HapusLeh uga nisss ������
BalasHapusAlhamdulillah terimakasiiih ♡
HapusMohon doanyaa
Luar biasa
BalasHapusSangat menginpirasi
Alhamdulillaaah ikut seneng :)
HapusNtar bikin yg buat semester 3 sampai seterusnya juga ya iiiis wkwk *by taruna sering remidi*
BalasHapusInsyaAllah rencananya begitu. Mohon doanyaa 😘
HapusNice kaka,sukses buat bisnisnya (y) :3
BalasHapusAlhamdulillah, aamiin aamiin
HapusBisnis juga yuk usss hihi
Up buat #TarunaAntiRemidi hihi
BalasHapusx Dayu | PR.JA
Thankyou, Dayu! ^^
HapusMantap, lanjutkan.
BalasHapusKebetulan saya juga sudah ada nih yang smt 3-smt 5.
Bisa dipadukan, karena walaupun mata kuliah sama namun dari tahun ke tahun pasti ada tambahan.
Hal yang sama sebenarnya juga sedang di kerjakan senior2 kalian angkatan 2013, melanjutkan catatan2 kami.
Bagus kalau tiap angkatan punya catatan2 seperti itu, nanti bisa dipadukan
Siap kak, dengan senang hati.
HapusTerimakasih :)
Bisnis ? Mantaap ...
BalasHapusKlo kata rasulullah nih "9 dari 10 pintu rezeki ada di perniagaan"
Bisnis ? Mantaap ...
BalasHapusKlo kata rasulullah nih "9 dari 10 pintu rezeki ada di perniagaan"
InsyaAllah, mohon doanyaaa
HapusNah itu diaa hehe
keren banget :D
BalasHapusKeep up the good work :D
Thankyou, Hana :)
HapusSalam kenal yaa
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
HapusWah ide wirausahanya antimainstream nih, bikin buku dan membantu adik kelas utk belajar tanpa nyontek.
BalasHapuskeren
BalasHapusAlhamdulillah terimakasih sudah mampir :)
Hapuskeren banget nih tarunaprenuer nya. usahanya bener-bener out of the box..
BalasHapusbaru kepikiran juga nih.. (sambil manggut2)
apalah daya sudah lulus hampir 10 tahun lalu :D
makasih ya ud ikutan GA nya
sukses terus usahanya ^^
Waaa alhamdulillah berkat wangsit mbak hihi
HapusAamiin, sukses untuk siswa wirausaha jugaa mbaak ^^