Rabu, 02 Desember 2015

Undangan



Belajar Dari Buku “Lautan Langit”

                Ada beberapa hal yang sering disalahartikan oleh kebanyakan orang, dimana saat usia menjelang, dikategorikan, tua, menikah adalah hal yang paling utama. “Kapan nyusul kapan nyusul?” emang situ pikir kita balapan? Haha. Menikah merupakan momen yang sakral, momen yang pastinya perlu banyak persiapan. Ada perbedaan besar antara terburu-buru dan bersegera. Memang untuk menjadi bersegera, banyak hal yang juga harus dipikirkan, namun sebagai wanita aku juga ingin berpesan, jangan mengajak kami berkenalan lebih “jauh” alias pacaran atau istilah kekiniannya ta’aruf an jika tidak berniat mengajak kami ke pelaminan, jangan kelamaan wkwk. Ceritanya sedih banget sih tapi worth to read banget dan banyak hal dapat diambil pelajaran. Yuk deh langsung simak aja!


Aku akan datang dengan pakaian terbaik di lemari bajuku. Aku akan menyiapkan sebuah bingkisan kecil tanda kebahagiaan. Tak perlu sulit kau menebaknya, isinya tentu saja buku yang aku pilih dari rak panjang di toko buku kota. Seandainya ada lagi yang bisa kubawa, tentu saja aku membawa serta teman hidupku. Sayangnya aku akan datang sendiri hari ini.
Aku sudah siapkan seribu kekuatan untuk melangkahkan kaki menyaksikanmu menangis terharu. Jika aku menangis, anggaplah itu tangis haru kebahagiaan. Aku datang membawa seribu ucapan terimakasih karena kau telah mengundangku. Tentu saja tidak mungkin aku tidak hadir.
Aku telah meletakkan hatiku di laci rumah, kutinggalkan sebentar agar aku bisa lebih menikmati hari ini dengan baik. Berusaha tersenyum dihadapanmu dan mengucapkan selamat menempuh hidup baru. Aku duduk di kursi terdepan, menyaksikanmu mengenakan cincin harapan yang disematkan di jemari lentikmu, tentang harapan masa depan yang jauh lebih baik. Aku melihatmu berdiri rapat dengan orang lain, sangat bahagia.
Aku hendak pulang tapi tidak berani. Aku hendak disini tapi tidak bisa bahagia, layaknya para tamu lain yang begitu bahagia. Aku menyaksikan diriku di balik kaca. Aku menyaksikan laki-laki yang terlambat. Kelak akan kuajarkan pada anak-anakku, jika mereka mencintai seseorang, segera bersiap dan jangan terlalu lama menunda mengungkapkan. Segera katakan kepada orangtuanya.
Ada perbedaan besar antara terburu-buru dan bersegera. Maka, akan kuajarkan bagaimana untuk bersiap. Itulah pelajaran berharga untuk anak-anakku, kelak.

0 komentar:

Posting Komentar