Belajar Dari Buku “Lautan Langit”
Ada beberapa hal yang sering disalahartikan
oleh kebanyakan orang, dimana saat usia menjelang, dikategorikan, tua, menikah
adalah hal yang paling utama. “Kapan nyusul kapan nyusul?” emang situ
pikir kita balapan? Haha. Menikah merupakan momen yang sakral, momen yang
pastinya perlu banyak persiapan. Ada perbedaan besar antara terburu-buru dan
bersegera. Memang untuk menjadi bersegera, banyak hal yang juga harus
dipikirkan, namun sebagai wanita aku juga ingin berpesan, jangan mengajak kami
berkenalan lebih “jauh” alias pacaran atau istilah kekiniannya ta’aruf an jika
tidak berniat mengajak kami ke pelaminan, jangan kelamaan wkwk. Ceritanya sedih
banget sih tapi worth to read banget dan
banyak hal dapat diambil pelajaran. Yuk deh langsung simak aja!
“Aku akan datang dengan
pakaian terbaik di lemari bajuku. Aku akan menyiapkan sebuah bingkisan kecil
tanda kebahagiaan. Tak perlu sulit kau menebaknya, isinya tentu saja buku yang
aku pilih dari rak panjang di toko buku kota. Seandainya ada lagi yang bisa
kubawa, tentu saja aku membawa serta teman hidupku. Sayangnya aku akan datang
sendiri hari ini.
Aku sudah siapkan seribu kekuatan untuk melangkahkan kaki
menyaksikanmu menangis terharu. Jika aku menangis, anggaplah itu tangis haru kebahagiaan.
Aku datang membawa seribu ucapan terimakasih karena kau telah mengundangku. Tentu
saja tidak mungkin aku tidak hadir.
Aku telah meletakkan hatiku di laci rumah, kutinggalkan
sebentar agar aku bisa lebih menikmati hari ini dengan baik. Berusaha tersenyum
dihadapanmu dan mengucapkan selamat menempuh hidup baru. Aku duduk di kursi
terdepan, menyaksikanmu mengenakan cincin harapan yang disematkan di jemari
lentikmu, tentang harapan masa depan yang jauh lebih baik. Aku melihatmu berdiri
rapat dengan orang lain, sangat bahagia.
Aku hendak pulang tapi tidak berani. Aku hendak disini tapi
tidak bisa bahagia, layaknya para tamu lain yang begitu bahagia. Aku menyaksikan
diriku di balik kaca. Aku menyaksikan laki-laki yang terlambat. Kelak akan
kuajarkan pada anak-anakku, jika mereka mencintai seseorang, segera bersiap dan
jangan terlalu lama menunda mengungkapkan. Segera katakan kepada orangtuanya.
Ada perbedaan besar antara terburu-buru dan bersegera. Maka,
akan kuajarkan bagaimana untuk bersiap. Itulah pelajaran berharga untuk
anak-anakku, kelak.“
0 komentar:
Posting Komentar