Belajar Dari Buku “Lautan Langit”
Menjalin
hubungan tanpa adanya sebuah ikatan itu seperti membangun rumah di atas
rawa-rawa, katanya. Dan at the end, sepertinya akupun
mulai ikut mengamininya. Dulu aku sempat beberapa kali percaya happy endingnya drama
korea, tapi nyatanya aku harus balik pada realita. Setiap orang dewasa pasti
menyarankan hal yang sama, yaitu agar kita tidak dulu menjalin hubungan. Hati kecil
kita pasti berkata itu benar tapi
kita seringkali mengelak dengan beribu alasan (apa itu cuma gua doang? haha). Daripada merenungi ngenesnya kegalauan dan kejombloan yang sering dikoar-koarkan, bukankah lebih
baik kamu sibuk memperbaiki diri? Siapa tahu ketemu jodoh di perjalanan,
saat kamu berusaha memperbaiki diri ntar, iya kan? Apalagi kalau masih anak-anak, masih sekolah. Aduhdeek,
tugas utamanya (belajar) aja diabaikan, apalagi kamu ntar? Kalau liat anak kecil sekarang sudah mengenal gitu-gituan itu rasanya, miris. Jujur ada perasaan bersalah, jika mengingat dulu, sebagai orang yang lebih dewasa, aku pun pernah berkontribusi memberikan display orang berpacaran. Pff. And I'm on my way, trying to fix it. Tulisan yang satu ini bagus banget buat menyadarkan kita lagi, check it!
“Ketika banyak perempuan
dilukai oleh laki-laki, berarti banyak pula laki-laki yang melukai perempuan. Sebanyak
pengaduan teman-teman dekat dalam setiap curhatan bahwa laki-laki itu brengsek
dan menjengkelkan.
Mengapa banyak cinta yang terluka sebelum terjadi ikatan yang
suci lagi baik? Karena disana tidak ada ikatan. Kalaupun merasa terikat, itu
sesuatu yang tidak ada sama sekali. Siapapun
bisa meninggalkan siapapun, kapanpun, bahkan dengan alasan-alasan yang
sederhana, hilang rasa misalnya. Karena disana tidak ada komitmen yang
jelas antara keduanya. Negara bahkan tidak bisa menindaknya dengan hukum.
Lalu mengapa kita sibuk membangun cinta di atas lahan yang
rawan? Seperti membangun rumah diatas rawa-rawa. Membangun rumah tanpa pondasi dan kita berharap bisa membuat gedung
yang tinggi. Sayangnya banyak sekali orang yang melakukan itu. kita pun
pernah, di masa muda yang bergelora, di masa muda yang ingin mencoba banyak hal.
Laki-laki akan terus
melukai perempuan bila tidak ada komitmen, sementara perempuan akan terus
terlukai karena menuntut kepastian, padahal tidak ada kejelasan. Laki-laki
dan perempuan tidak saling belajar saat ini. Pun tidak saling mampu menahan
diri.
Membangun cinta tanpa rahmat dan berkah dari Tuhan, berangan-angan
tentang masa depan padahal kosong. Bermimpi
tentang keluarga yang harmonis, padahal hanya mulut manis.
Cinta memerlukan kesabaran. Cinta memerlukan pengendalian. Sebab
itu, Dia memberikan petunjukNya. Perasaan ini suci dan fitrah, sebuah perasaan
yang sengaja diciptakan dengan rasa-rasa yang indah. Hanya saja banyak orang
yang terburu-buru ingin merasakan keindahannya di tempat dan orang yang tidak
tepat.
Perempuan haruslah
menjaga diri, menjaga kehormatan, dan mampu mengendalikan. Laki-laki haruslah
mampu menjaga kehormatan, tidak sembarangan memberi perhatian apalagi harapan
karena perempuan mudah memberi kepercayaan.“
0 komentar:
Posting Komentar