Sabtu, 14 November 2015

Berbagi Kisah Anak Kosan


                Hidup sebagai anak kosan itu gampang gampang susah. Layaknya moto life is choice, gampang atau susahnya hidup sebagai anak kosan juga tergantung kepada individunya masing-masing. Jika kita menghendaki mudah, maka otak kita cenderung akan memikirkan segala cara untuk membuat hidup kita di tanah perantauan mudah atau kita memilih untuk hidup nyantai-nyantai aja, selaw aja, kan juga jadi mudah meskipun sebenernya hidupnya jauh dari kata baik-baik saja alias berantakan. Mereka yang merasa hidup sebagai anak kosan itu susah, ribet, capek, juga karena mereka berpikir begitu. Otaknya akan meneruskan pemikiran itu ke tangannya, tubuhnya, dan juga perasaannya hingga menyebabkan ia berpikir bahwa ia tidak betah hidup di tanah kosan.
                Kali ini saya ingin berbagi pengalaman yang mungkin dapat menjadi inspirasi atau mungkin sekadar informasi. Intinya, ada tiga hal yang perlu diperhatikan saat  agan  hidup sebagai anak kosan, yaitu WMU (Waktu, Makanan, dan Uang). Yuk mari langsung aja

Makanan

                Urusan perut merupakan hal yang krusial bagi anak kosan. Kita seringkali dihadapkan pada impian untuk tetap memenuhi standar gizi dan realita uang di kantong yang kian hari kian sepi. Ya sebenernya sih, makan makanan yang bergizi itu adalah prioritas mengingat kita adalah seorang pelajar yang notabene pasti membutuhkan banyak asupan gizi untuk berpikir namun apa daya jika keadaan uang kita pas-pasan, iya kan?
                Hm menurut hemat saya, memasak sendiri menjadi solusi yang sangat tepat buat kamu. Selain tetap mendapatkan makanan yang bergizi dengan harga yang sama bahkan lebih murah daripada membeli jadi, kita juga dapat ilmu yang penting buat saku menikah nanti *eaa haha. Ambil contoh: harga ¼ kg ayam potong mentah di daerah Pondok Betung, Bintaro adalah Rp14.000,- ditambah keperluan bumbu seperti Rp2000,- untuk bawang putih dan merah, Rp1000,- untuk kemiri dan kunyit, serta Rp2000,- untuk garam dan penyedap rasa. Jika tidak mau ribet dan habis uang di bumbu, pakai garam saja juga jadi kok. Terakhir adalah minyak 1 liter seharga kisaran Rp12000,- untuk merk fortu*e. Syukur-syukur kalau lagi promosi kamu bisa dapat harga Rp11.000,- haha nggak ngaruh banyak sih. Minyak se-liter dapat bertahan kurang lebih setengah bulan, itu juga dengan asumsi kamu masak setiap hari. Sehingga total kamu habis modal Rp32.000,-.
Jika diolah, kamu dapat setidaknya 4 kali makan dengan lauk ayam plus aset dalam bentuk garam, minyak, bawang (kalau lagi murah) yang bisa digunakan untuk masak selanjutnya. Sedangkan jika kamu beli lauk ayam jadi kamu akan menghabiskan uang sekitar Rp24.000,- sampai Rp32000,- untuk lauk ayam 4 kali makan tanpa nasi tetapi kamu tidak akan memiliki aset apapun setelahnya. Kalau ingin lebih murah lagi, kreasikan masakan tempe atau tahu saja. Hari pertama tahu di bacem, hari kedua di goreng, hari ketiga di semur, dan seterusnya setelah itu ganti tempe yang digituin wkwk. Itu bakal hemat, banget. Dengan mengkonsumsi berbagai olahan tempe tahu selama ¾ bulan dan ¼ bulannya saya selingi dengan ikan laut atau ayam saya bisa menghemat hingga 50% jatah uang makan saya haha. Salah satu kiat hemat atau kepepet saat uang kita begitu tipisss haha.
Memasak pada hari-hari kerja juga harus disiasati agar tidak menghabiskan waktu kita di dapur. Jadi saat kamu punya lebih/luang, buatlah bumbu kemudian simpan dalam kulkas. Jika nanti butuh langsung aja campur dengan bahan masakan dan siap disajikan. Atau jika tidak gitu, buatlah masakan yang sudah dibumbui dan simpan di lemari es, seperti ayam siap goreng, masakan yang diumbu bacem, atau masakan yang tinggal dihangatkan lagi seperti semur. Kalau bisa jangan terlalu sering konsumsi makanan instan seperti nugget, chicken wings, dan lainnya yang mengandung pengawet.
Mungkin hal diatas masih dirasa ribet, khususnya oleh pihak laki-laki yang notabene males ribet dan cinta praktis maka membeli makanan jadi selalu jadi alternatif terbaik. Tidak masalah namun alangkah lebih hematnya jika minimal agan memasak nasi sendiri, mengingat porsi makan laki-laki yang biasanya bejibun, sehingga nanti agan tinggal membungkus lauk dan sayur secukupnya untuk dimakan sehari. Kecuali lagi jika penjual makanan tersebut tidak menghitung nasi sebagai “nilai” tersendiri sehingga agan bebas mengambil sebanyak-banyaknya tanpa khawatir masalah harga. Dan sebagai anak kosan kita juga wajib pintar-pintar memilih tempat makan. Jangan melulu karena murahnya tetapi juga ke-hiegenisan makanannya.
Satu hal lagi yang perlu digarisbawahi bahwa hemat itu tidak sama dengan pelit. Jangan mentang-mentang menjadi anak kosan kemudian kita menjadikannya alasan untuk menomorduakan kesehatan. Karena apa? Karena seringkali saya dengar, “Biasa anak kosan bro, akhir bulan ya menunya indom*ie.” Hal tersebut bisa jadi memang dikarenakan hemat, tapi menurut saya sih faktor malas atau memang doyan makan mie lebih mendominasi. Karena memang selain praktis dan rasanya yang enak, mie instan juga tergolong murah meriah. Namun jangan lupa akan efek jangka panjang yang ditimbulkan, memang bukan sekarang, tapi nanti, entah kapan yang jelas itu pasti. Hanya ingatlah kembali jika jasad ini adalah titipan Tuhan yang wajib kita rawat dengan sebaik-baiknya. Selama masih bisa diusahakan makan yang baik, maka makanlah ^^

Uang

Uang adalah salah satu hal yang fundamental bagi kelangsungan hidup anak kosan. Setiap orang memiliki kebiasaan dan cara yang berbeda dalam meng-handlenya. Ada orang yang dikasih sedikit bisa bertahan namun ada juga orang yang dikasih banyak masih saja merasa kurang. Intinya adalah pandai-pandailah bersyukur dan menempatkan prioritas. Berikut contoh sederhananya.
1.       Buatlah budget atau target nominal uang yang akan digunakan dalam satu bulan
2.     Tuliskan semua kebutuhanmu dalam satu bulan berikut nominal yang akan dikeluarkan. Misalnya:
Mei
1.  Beli buku                                             Rp100.000,- 
2.  Uang makan pokok                         Rp500.000,-
3.  Bayar kosan                                        Rp500.000,-
4.  Potong rambut                                 Rp15.000,-
5.  Jajan                                                      Rp100.000,-

3.       Buatlah skala prioritas seperti sangat penting (SP), penting (P), cukup penting (CP), dan tidak penting (TP) pada setiap poin kebutuhan yang kamu tulis
Mei
1.       Beli buku                             (CP)                       Rp100.000,-
2.       Uang makan pokok             (SP)                        Rp500.000,-
3.       Bayar kosan                         (SP)                        Rp500.000,-
4.       Potong rambut                    (SP)                        Rp15.000,-
5.       Jajan                                      (TP)                        Rp100.000,-
4.       Ketika ada dua kebutuhan atau lebih dalam satu waktu, prioritaskan kebutuhan yang lebih penting terlebih dahulu. Misalnya pada tanggal 10 Mei ibu kos kamu menagih uang kosan sedangkan pada saat itu kamu sudah siap pergi membeli buku bacaan maka urungkan dulu niatmu untuk membeli buku dan bayarkan uang kos terlebih dahulu.
5.       Lebih baik lagi jika kamu membuat tabel harian dalam satu bulan dan tulis nominal uang yang kamu keluarkan pada hari tersebut. Dengan melakukan hal tersebut, kamu dapat mengetahui jumlah uang yang kamu habiskan dalam satu bulan, dan membuat perencanaan keuangan yang lebih matang bulan berikutnya. Entah untuk menambah budget atau mengurangi budget bulananmu
Hari / Pengeluaran total
SENIN
SELASA
RABU
KAMIS
JUMAT
SABTU
MINGGU
Minggu Pertama
Rp30.000,-
Rp20.000,-
Rp20.000,-
Rp30.000,-
Rp40.000,-
Rp50.000,-
Rp100.000,-
...
...
...
...
...
...
...
...
...
...
...
...
...
...
...
...
Minggu Keempat
dst
dst
dst
dst
dst
dst
dst


Meskipun terlihat sepele, hal diatas terbukti sangat membantu saya dalam mengontrol keuangan saya. Jika hari ini dirasa terlalu banyak mengeluarkan uang maka saya akan berusaha mengerem uang yang akan saya keluarkan besok. Tidak mudah memang karena nyatanya berat sekali untuk dilaksanakan terlebih ketika godaan untuk jajan dan makan datang. Terlebih saat PMS datang melanda kaum perempuan, berat banget haha.

Waktu


Waktu seperti mata uang yang bermata dua. Jika kita mampu memanfaatkan sebaik-baiknya maka kita mampu mendapat banyak hal namun bila sebaliknya maka kita akan menyesal nanti, pasti. Jadi wajib bagi kita untuk membuat perencanaan yang baik jika kita memang mentargetkan banyak hal baik. Berikut adalah langkah yang mungkin dapat dicoba:
1.     Membuat agenda harian dalam seminggu secara detail. Contohnya:
Hari Senin:
03.00-04.00                 Belajar mandiri
04.00-04.30                 Ibadah sholat dan mengaji
04.30-04.45                 Mandi
04.45-05.00                 Mempersiapkan kebutuhan sekolah
..................................
Begitu seterusnya hingga Hari Minggu
2.   Membuat target berikut hadiah (reward) dan konsekuensi hukuman (punishment) yang diterima atas pencapaian target tersebut. Contohnya:
SENIN (16 November 2015)
1. Ujian Praktek Menulis dapat A+
Berhasil -> reward -> makan lauk ayam
Gagal -> punishment -> makan lauk tempe
2. dst
Tuliskan hal serupa untuk Hari Selasa sampai Hari Minggu.
3.  Kamu juga wajib mengkategorikan urgensi setiap kegiatan yang kamu tulis dan prioritaskan yang lebih penting dan mendesak
4.   Jangan lupa untuk selalu mengagendakan refreshing, entah itu dalam bentuk liburan, belanja, jalan-jalan, nonton film, atau mungkin menjalani hobi. Hal ini penting agar otak kita tidak jenuh menjalani rutinitas sekaligus dapat dihitung sebagai hadiah atas kerja keras yang sudah kita lakukan.
Hal tersebut diatas adalah inti dari manajemen waktu. Terlihat sepele, sekali lagi. Namun jangan pernah menyepelekan hal tersebut. Karena dengan menulis kita akan mempunyai reminder yang akan memaksa kita untuk berusaha tetap pada “jalur” (keep on the line). Jadi kalaupun nantinya kita melenceng, melencengnya  nggak jauh-jauh amat lah wkwk.

“Lantas bagaimana dengan pacaran? Apakah bisa diagendakan sebagai refresing?

Hm, ini yang susah saya jawab karena saya sendiri belum punya pengalaman tentang ini wkwk. Ya kalau saya sih terserah, karena bagi saya hidup adalah pilihan dan pilihan ada di tanganmu. Asal tidak di luar batas saja lah. Karena miris sekaligus prihatin sebenarnya mengetahui fakta jika beberapa teman dekat saya sudah berani membawa pacarnya masuk ke kamarnya. Ya karena di kosan jarang atau nggak mungkin ada ruang tamu juga sih. Tapi jamak orang pasti berpikir yang tidak-tidak, bukan? Walaupun nyatanya cuma liat film bareng atau belajar bareng di kamar.
Hm, jika tetap ingin mengagendakan pacaran sebagai refreshing ya boleh-boleh saja selama saat berpacaran tidak terjadi cekcok atau konflik yang malah bikin  kamu  mikir keras atau bahkan sakit hati. Kan bukan “refreshing” lagi namanya. Pun selama aktifitas pacaran tersebut tidak menguras waktumu apalagi memecah fokus studi kamu. Kalau bisa, jangan dulu deh pacaran yang gitu. Lebih baik mencari yang bisa support studi kamu. Bukan yang pandai merayu dan minta manja melulu.
Menjadi anak kosan itu bebas, bebas banget terlebih mengingat kita jauh dari pengawasan orang tua. Enak nggak enaknya tergantung pada individunya masing-masing. Hal tersebut lebih dominan menjadi tantangan tersendiri, ujian bagi ketaatan kita. Beneran niat mencari ilmu hidup atau bebas hura-hura? Itu semua pilihan.
Lalu bagaimana saat kita merasa sendiri, gabut, bosen? Sebenarnya kondisi-kondisi seperti itu adalah hasil dari pemikiran kita sendiri. Ada beribu hal yang masih bisa kita coba. Kondisi-kondisi tersebut biasanya muncul karena kita tidak mempunyai rencana dalam hidup, tidak punya target, tidak punya mimpi, atau memang kita dasarnya enggan melakukan sesuatu yang penting. Hm, kalau lebih agamisnya itu katanya karena kita lagi jauh dari-Nya. Mengapa kita harus merasa sendiri saat kita tahu Tuhan tidak pernah meninggalkan kita dan justru kita yang sering “menduakannya” karena pekerjaan-pekerjaan kita yang seringkali menguras waktu dan menumpuk. Jika demikian seringkali kita berharap mendapat waktu senggang. Namun saat kita dicoba dengan waktu luang yang lebih, kita jadi bingung mau melakukan apa dan berharap menemukan pekerjaan atau aktivitas tertentu. Jamak dari kita kan begitu, hmm repot.
Tips yang lebih muluk-muluk, mungkin, adalah mencoba berkreasi dengan kamar kosmu. Kamu dapat memulainya dengan mengubah desain atau tatanan kamarmu seapik mungkin, senyaman mungkin, agar tidak bosan sekaligus hitung-hitung latihan mengasah otak kanan yang biasanya jarang difungsikan. Untuk menghadirkan suasana rumah, kamu bisa menempel kertas yang berisikan kata-kata yang sering diucapkan ibumu, ayahmu, atau adik-adikmu. Misalnya: “Jangan lupa makan buah dan sayur” (kata Ibu), “Mbak belikan aku kaos anime” (kata adik), atau “Nggak usah mikir pacaran dulu kalau belum nemu yang bener” (kata ayah).
Dengan menuliskan kata-kata tersebut kita akan merasa sedikit ada di rumah haha. Lumayan lah menurut saya.

2 komentar: