Jumat, 09 Oktober 2015

Perspektif Multidimensi Perubahan Iklim Global


Pertemuan saya dengan beberapa anak muda hebat Indonesia dalam Indonesia Youth Team on Climate Change kemarin, Jum’at 10 Oktober 2015, membuat saya memiliki berbagai perspektif baru dalam memandang isu perubahan iklim global. Berikut akan saya bagikan beberapa ilmu yang saya dapat kamarin.
1.       Perpektif perubahan iklim dalam sudut pandang keagamaan
Sejak kecil saya merasa diajarkan nilai-nilai keagamaan dengan cara doktrinasi dan itu-itu melulu walaupun akhirnya juga lupa lagi hehe. Topik pendidikan keagamaan yang santer dibahas selama ini juga masih saja berkisar masalah tata cara ibadah, pernikahan, poligami, dan masalah-masalah lain yang meliputi hubungan manusia dengan Tuhan atau manusia dengan manusia saja. Pendidikan yang diajarkan dengan metode doktrinasi yang banyak dilakukan, menurut saya sudah saatnya untuk diubah mengingat zaman sekarang segala sesuatu selalu dikait-kaitkan dengan logika atau kerasionalan pemikiran. Tentang isu perubahan iklim global, bukan hanya menjadi isu yang diciptakan manusia sendiri, isu perubahan iklim global justru sudah disebutkan dalam kitab suci Al-Qur’an sedari lama. Namun sayangnya, jarang dari pemuka agama yang mengangkat dan membahas isu perubahan iklim secara komprehensif. Untuk itulah, sudah waktunya edukasi mengenai perubahan iklim global digaungkan dengan landasan agama agar tiap orang tahu betapa pentingnya manusia sebagai khalifah di bumi ini untuk menjaga dan merasa memiliki bumi ini. 

2.       Perspektif perubahan iklim dalam sudut pandang nilai estetika
Dalam kacamata estetika, penyuaraan isu perubahan iklim dapat dituangkan melalui berbagai karya seni mulai dari makna gaya lukisan, fashion, atau lirik-lirik lagu yang sarat dengan isu perubahan iklim. Tidak hanya bermaksud provokatif atau informatif, penyuaraan isu perubahan iklim melalui nilai estetika dinilai mampu menarik perhatian anak muda yang notabene sangat dekat dengan mereka. Tidak hanya itu, melalui nilai estetika juga seorang pelukis dapat melukiskan keprihatinannya terhadap perusakan alam dengan menggambarkan alam bukan dengan warna cerah seperti yang ada namun dengan warna-warna gelap yang suram. Seorang penyanyi bisa menyanyikan lagu yang liriknya provaktif dan mampu menarik minat banyak pihak. Seorang perajin dapat menyulap sampah menjadi komoditi yang bernilai jual tinggi.

3.       Perspektif perubahan iklim dalam sudut pandang ilmu alam
Isu perubahan iklim tidak hanya berkaitan dengan bencana alam namun juga sudah mulai merambah isu sosial seperti perubahan pola perilaku masyarakat. Dampaknya pada alam sudah saya pernah saya jabarkan lebih lanjut dalam tulisan saya yang berjudul “Berhenti Menantang Alam”, untuk itu kali ini saya akan lebih menyoroti dampaknya terkait sosial dan ekonomi di masyarakat. Dengan naiknnya suhu rata-rata wilayah akibat pemanasan global membuat penggunaan AC seperti barang wajib di tiap gedung bahkan tiap rumah penduduk. Tidak hanya itu penggunaan lemari es seakan sudah menjadi kebutuhan primer banyak orang. Berbagai produk kecantikan juga tak kalah berlomba menyumbang emisi berbahaya bagi laju perubahan iklim seperti penggunaan hair dryer, parfume semprot,  dll. Dalam hal fashion, isu perubahan iklim memberikan ide segar mengenai model pakaian yang cocok dipakai di tiap musim. Hal-hal diatas akhirnya membuat masyarakat kini cenderung konsumtif.

4.       Keluarga sebagai garda depan edukasi anak sejak dini
Keluarga merupakan garda depan terkait masalah edukasi pada anak. Penanaman nilai-nilai kepedulian terhadap lingkungan perlu diberikan sejak kecil, mengingat sekolah-sekolah formal jarang yang menyuguhkan kajian mengenai lingkungan. Sehingga keluarga lah yang wajib membentuk pola pikir peduli lingkungan sedari dini.

0 komentar:

Posting Komentar