Pertemuan
saya dengan beberapa anak muda hebat Indonesia dalam Indonesia Youth Team on Climate Change kemarin, Jum’at 10 Oktober
2015, membuat saya memiliki berbagai perspektif baru dalam memandang isu
perubahan iklim global. Berikut akan saya bagikan beberapa ilmu yang saya dapat
kamarin.
1. Perpektif perubahan iklim dalam sudut
pandang keagamaan
Sejak kecil saya merasa diajarkan nilai-nilai keagamaan
dengan cara doktrinasi dan itu-itu melulu walaupun akhirnya juga lupa lagi hehe.
Topik pendidikan keagamaan yang santer dibahas selama ini juga masih saja
berkisar masalah tata cara ibadah, pernikahan, poligami, dan masalah-masalah
lain yang meliputi hubungan manusia dengan Tuhan atau manusia dengan manusia
saja. Pendidikan yang diajarkan dengan metode doktrinasi yang banyak dilakukan,
menurut saya sudah saatnya untuk diubah mengingat zaman sekarang segala sesuatu
selalu dikait-kaitkan dengan logika atau kerasionalan pemikiran. Tentang isu
perubahan iklim global, bukan hanya menjadi isu yang diciptakan manusia
sendiri, isu perubahan iklim global justru sudah disebutkan dalam kitab suci
Al-Qur’an sedari lama. Namun sayangnya, jarang dari pemuka agama yang
mengangkat dan membahas isu perubahan iklim secara komprehensif. Untuk itulah,
sudah waktunya edukasi mengenai perubahan iklim global digaungkan dengan
landasan agama agar tiap orang tahu betapa pentingnya manusia sebagai khalifah di bumi ini untuk menjaga dan
merasa memiliki bumi ini.
2. Perspektif perubahan iklim dalam sudut
pandang nilai estetika
Dalam kacamata estetika, penyuaraan isu perubahan
iklim dapat dituangkan melalui berbagai karya seni mulai dari makna gaya
lukisan, fashion, atau lirik-lirik lagu yang sarat dengan isu perubahan iklim. Tidak
hanya bermaksud provokatif atau informatif, penyuaraan isu perubahan iklim
melalui nilai estetika dinilai mampu menarik perhatian anak muda yang notabene
sangat dekat dengan mereka. Tidak hanya itu, melalui nilai estetika juga
seorang pelukis dapat melukiskan keprihatinannya terhadap perusakan alam dengan
menggambarkan alam bukan dengan warna cerah seperti yang ada namun dengan
warna-warna gelap yang suram. Seorang penyanyi bisa menyanyikan lagu yang
liriknya provaktif dan mampu menarik minat banyak pihak. Seorang perajin dapat
menyulap sampah menjadi komoditi yang bernilai jual tinggi.
3. Perspektif perubahan iklim dalam sudut
pandang ilmu alam
Isu perubahan iklim tidak hanya berkaitan dengan
bencana alam namun juga sudah mulai merambah isu sosial seperti perubahan pola
perilaku masyarakat. Dampaknya pada alam sudah saya pernah saya jabarkan lebih
lanjut dalam tulisan saya yang berjudul “Berhenti Menantang Alam”, untuk itu
kali ini saya akan lebih menyoroti dampaknya terkait sosial dan ekonomi di
masyarakat. Dengan naiknnya suhu rata-rata wilayah akibat pemanasan global
membuat penggunaan AC seperti barang wajib di tiap gedung bahkan tiap rumah
penduduk. Tidak hanya itu penggunaan lemari es seakan sudah menjadi kebutuhan
primer banyak orang. Berbagai produk kecantikan juga tak kalah berlomba
menyumbang emisi berbahaya bagi laju perubahan iklim seperti penggunaan hair dryer, parfume semprot, dll. Dalam hal fashion, isu perubahan iklim memberikan ide segar mengenai model
pakaian yang cocok dipakai di tiap musim. Hal-hal diatas akhirnya membuat masyarakat
kini cenderung konsumtif.
4. Keluarga sebagai garda depan edukasi anak
sejak dini
Keluarga merupakan garda depan terkait
masalah edukasi pada anak. Penanaman nilai-nilai kepedulian terhadap lingkungan
perlu diberikan sejak kecil, mengingat sekolah-sekolah formal jarang yang
menyuguhkan kajian mengenai lingkungan. Sehingga keluarga lah yang wajib
membentuk pola pikir peduli lingkungan sedari dini.
0 komentar:
Posting Komentar