Jumat, 30 Oktober 2015

Menjelang Detik Perpisahan




Suka tidak suka, setiap pertemuan akan selalu berakhir dengan sebuah perpisahan. Begitulah yang mungkin akan terjadi, lagi, padaku beberapa jam, hari, atau bulan. Entah kapan sampai pengumuman mengenai penempatan tugas PKL sampai ke tangan kami, anggota Saliyo’s Residence. Saliyo’s Residence adalah nama yang kami berikan untuk tempat tinggal (kos) yang kami tempati setahun belakangan ini. Kami resmi tinggal disini sejak 17 Oktober 2014 lalu. Sehari serasa sejam, setahun serasa sehari, atau mungkin kurang dari itu tiap kali kami menghabiskan waktu bersama. Jika diluar aku dikenal sebagai pribadi yang tertutup maka hal itu sangatlah berkebalikan dengan apa yang diketahui oleh teman-teman sekosku yang juga sebenarnya “gila” sepertiku.
Tak butuh waktu lama bagiku untuk mengenal sedikit banyak mengenai teman-temanku dan berusaha meredam ke’egoisan’ku saat kami bersama. Banyak hal yang kadang kala menjadi sangat sensitif bagi kami hingga tak jarang membuat kami terpenjara dalam awkward moment, diam satu sama lain, atau bahkan tak saling sapa. Sekali, dua kali, hal itu terjadi namun tak pernah mempengaruhi kualitas kebersamaan kami selanjutnya. Kadang karena kesalahpahaman, ketidaksesuaian prinsip dan pemikiran. Ketika aku menulis ini dan sesekali menengok ke belakang, aku tak sadar jika aku sedang menyunggingkan senyum seraya berkata dalam hati, “lucu ya!”
Mungkin aku tak bisa memberikan kalian banyak hadiah sebagai tanda perpisahan yang bisa kalian kenang, tapi ingatlah satu hal jika aku pasti merindukan kalian sewaktu di penempatan. Hanya melalui tulisan ini juga aku bisa secara detail mengekspresikan hal yang membuatku bahagia sewaktu kita bersama. Momen pertama yang aku suka adalah berkumpul di dapur atau di dekat tempat jemuran dan mengobrol seharian, ngomongin pelajaran, masalah kampus, masalah dengan ibu kos *eh, atau mungkin masalah orang hahaha.
Kedua. Aku bersyukur karena aku hidup di tengah-tengah kalian yang notabene bukan orang yang gemar “jajan”. “Jajan” seperti layaknya ABG kekinian yang doyan makan di mall atau update mode baju terkini. Kami seringkali mengedepankan hemat diatas segalanya namun satu hal yang tidak bisa kami tahan adalah kebiasaan kita yang hobi makan. Ketika yang lain hafal setiap outlet perbelanjaan di penjuru kota maka kami hafal setiap pedagang makanan di area dengan radius kurang dari 10 km dari kosan kami haha. Mulai dari berbagai macam nama budhe seperti Budhe Cadar, Budhe Wahyudi, Budhe Batak hingga penjual es degan pantai disamping penjual angkringan nasi kucing. Tak jarang ketika penat melanda, kami mengunjungi tempat-tempat tersebut sekedar untuk mengisi perut dan mendinginkan pikiran kami. Dan masih banyak lagi momen yang terekam jelas di memoriku, namun tak mungkin aku ceritakan satu persatu tentangnya. Namun sedikit banyak aku akan menggambarkan bagaimana orang-orang ini dapat dikategorikan sebagai orang yang istimewa di hidupku.

Iga Rusmala
Cewek yang pertama ingin aku ceritakan adalah Iga Rusmala. Iya IGA, nama yang terdengar seperti sop, makanan bakar, atau goreng haha. Dia adalah teman satu kelasku sekaligus teman satu kosanku. Kalau masalah kompak-kompakan dalam setiap hal yang berhubungan dengan kelas, jangan ditanya lagi, kita mah kompak banget! Kompak nggak ikut kumpul kelas, kompak nggak muncul di grup kelas *eh. Gayanya yang masa bodoh dan suaranya yang melengking adalah hiburan tersendiri buatku.  Tingginya yang nggak begitu tinggi membuat kita sering banget ada dalam satu shaf, paling belakang, dalam barisan. Actually it because we choose to be there hehe.
Dari semua anak penghuni kosku, dia adalah orang yang paling sayang dengan kucing. Sehingga tak heran jika kami menjulukinya sebagai “ibu kucing”. Tidak peduli kucing apa saja, kampung ataupun anggora. sedangkan aku? Boro-boro sayang, dekat saja nggak berani hehe. Selain itu dia adalah satu-satunya orang di kosku yang memiliki tingkatan sabuk karate lebih tinggi diantara semuanya. That’s why I will always feel safe hanging out with her. Kalau masalah drama korea, dia adalah partner terbaikku. Kami bisa berdiam diri di kamar seharian tanpa ada makanan dna keluar kamar mungkin hanya untuk mandi dan sholat. To be honest, kadang aku merasa ini sebuah kegilaan. Woooo
Nurul Hidayah Yuliani
 Kedua, namanya Nurul Hidayah Yuliani. Yang paling aku bete in dari cewek yang satu ini adalah kebiasaannya men-skip drama korea kebanyakan sampe nggak tahu kalau ada adegan-adegan penting di dalamnya. Bagi penikmat drama korea, hal ini kan bikin bete haha. Diantara anak-anak sekosan, dia adalah orang yang paling keibuan, berhati lembut sehingga mudah sekali “tersentuh” dan baper. Makanya setiap kali dia diam, mematikan lampu, dan tidur di jam-jam yang bukan jam tidurnya, I know that there is something happened, always.
Aku selalu inget ibuku tiap kali dia nyuapin aku makan saat aku buru-buru atau sedang males makan. Selain itu, dia juga penyayang banget orangnya. Meskipun keibuan, tak jarang dia juga ikutan bertingkah “gila” kalau lagi bercanda sama aku dan tamara haha. Aku dan Nurul sering banget menghabiskan malam bersama, entah itu karena belajar atau nonton film sampai ketiduran. Dia juga sering banget nongki di kamarku dan akhirnya cerita banyak hal. Sehingga nggak heran kalau dia paham benar tentang background kehidupanku mulai dari nakalnya masa kecilku hingga nama-nama orang yang pernah singgah di hatiku *eaa haha. Dan mungkin momen itulah yang akan sangat aku rindukan ketika kami harus berpisah sebentar lagi.
Uswa Bilqis
 Ketiga  adalah tetangga kamarku, Uswa Bilqis. Cewek yang satu ini sering di elu-elukan karena kecantikannya dan emang cantik haha. Diantara anak-anak sekosan, cuma uswa dan aku yang jarang pulang ke rumah karena kami berasal dari daerah diluar JABODETABEK. Jadi kami sering ditinggal sendiri berdua karena yang lain pada pulang hiks. Walaupun kalem, Uswa adalah orang yang juga cuek dan tampil seadanya. Tidak seperti kebanyakan cewek cantik pada umumnya, Uswa adalah satu-satunya orang di kosan yang nggak pernah pacaran haha. Itu kenapa dia nggak pernah baper ataupun sedih gara-gara cowok. Meskipun cantik dia juga nggak “menye-menye” gitu. Uswa itu orangnya royal kalau ada makanan, nggak pernah perhitungan. Semua anak kosanku nggak pernah perhitungan sih haha. Dia sering banget bilang “bodo amat”, tetapi dibalik itu semua aku yakin dia pasti mikir. Kebanyakan orang bergolongan darah O mah gitu haha.
sebelah kanan: Dewi Tamara Qothrunada
 Eh, Tam. Kita ternyata  belum pernah foto berdua yang nggak gila dan layak disebar weh!

Dan yang terakhir adalah taruni hits STMKG, Dewi Tamara Qothrunada. Aku dan Tamara dulu pernah satu kamar selama beberapa bulan sembari menunggu adanya kamar kosong. Namanya cewek pasti kan cerita-cerita, nah ada satu cerita yang membuat kami tertawa terbahak-bahak dan menganggap dunia sebegini sempitnya haha. Dulu ketika saya SMP, saya pernah dekat dengan seseorang, sebut saja R. Nah si R ini satu SMA sama Tamara. Tidak berakhir disitu, si R dan Tamara pernah dicomblang-comblangin sama temen-temennya. Dan ternyata kami dipertemukan dalam satu kamar setelahnya. How funny! Haha.
Tamara itu bisa dibilang my partner in crime. Kalau sedang kumat, kami sering melakukan banyak hal dengan spontanitas dan jarang berakhir wacana. Kami yang notabene sama-sama pecinta makanan pedas, pernah nekat melanggar jam malam dan berjalan sekitar 1 km hanya untuk mencari warung sayur dan membeli cabai seribu rupiah untuk membuat mie. Iya cuma untuk membeli cabai seribu rupiah. Ada lagi moment dimana aku dan Tamara konser nyanyi bareng, karena karaoke mahal, maka kami memutuskan nyanyi gratis di kamar. Nyanyi dengan lirik sesuka hati kami haha. Dan masih banyak kenangan gila yang aku lakukan sama Tamara.
Satu persatu penghuni kosku mulai mengemasi barang-barangnya dan akan segera keluar dari kosan. To be honest, aku benci banget harus ada dalam fase seperti ini, lagi dan lagi. Iya, berpisah dengan orang yang telah membuatku nyaman berada disampingnya. Dulu aku juga berat banget meninggalkan sahabat-sahabatku saat di Taman Kanak-kanak, Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, dan yang terakhir Sekolah Menengah Atas.  Tetapi ibuku selalu bilang, “you’ll find new friends and it’ll be forever like that”. Namun waktu dan kondisi  seringkali menggerus ikatan pertemanan yang ada hingga akhirnya hanya akan ada 1 atau 2 orang saja yang bertahan hingga kita dewasa. But still, the intensity of contacting each other will much less than before, especially when we get married (my mother told me so) haha. Kadang aku berpikir, mungkin aku saja yag egois haha.
Despite of that, kehadiran kalian seakan memberi warna baru bagi memori lamaku. Sehingga sudah menjadi sebuah kepastian jika aku bakal kangen sama kalian. Kangen ketawa cetarnya Iga, ramenya Nurul, gilanya Tamara, dan sikap bodo’ amatnya Uswa. Entah ditempatkan dimanapun kita nanti, ingatlah bahwa rencana Tuhan adalah yang terbaik diatas segalanya. Ini cuma 9 bulan kok rekk. Lagian kita nanti kan ikut suami kita, jadi no matter dimanapun kita asalkan kita ada di samping orang tercinta, dunia mah bisa apa? Iya nggak? Hahaha. Jadi jangan lama-lama ya kalau misal galau karena penempatannya. Aku berdoa yang tebaik untuk kita semua. Dan apapun itu pasti yang terbaik. Yakin.
I gonna, really, miss you to the moon and back!

0 komentar:

Posting Komentar