Terkadang aku berpikir bagaimana susahnya menjadi
seorang ibu, dimana aku harus memberikan suri tauladan yang baik bagi
anak-anakku padahal aku sendiri masih jauh dalam hal kebaikan, dimana aku harus
merawat anak-anakku sewaktu kecil yang ribetnya, duh minta ampun, dimana aku
juga harus konsen pada pekerjaanku sehingga terpaksa menitipkan anakku pada babysitter dan tak bisa menyaksikan
perkembangan buah hatiku setiap waktu, dimana aku harus bersabar tiap anakku
rewel terutama ketika aku sedang sakit atau benar-benar lelah bekerja, dimana
aku harus selalu tersenyum dan mendukung anakku kala dia sedang jatuh atau
bahkan mendukungnya saat masalahku sebenarnya jauh lebih besar namun aku harus
menyembunyikannya agar anakku tak merasa khawatir karenaku, dimana aku harus
selalu memikirkan masa depannya agar ia memiliki masa depan yang jauh lebih
baik dariku, dimana aku menahan rasa sakit saat ia mulai berani menaikkan nada
suaranya kepadaku, marah, atau kecewa padaku, dan masih banyak hal yang mungkin
belum aku ketahui karena aku belum pernah merasakan rasanya menjadi seorang
ibu.
Iya, aku memang belum pernah tahu rasanya, pernah
suatu ketika tepatnya pukul 20.26 tanggal 27 Januari 2015, entah mengapa aku
mengirimkan sms ke mamaku seperti ini:
“Mam
pean sama ayah ga ada rencana haji a? Daftar aja mam, haji plus aja biar cepat.
Age mam, aku nabung juga biar pean bisa duluan.”
Aku begitu ingin pergi ibadah haji, atau setidaknya
umroh, dan aku mulai nabung untuk itu, namun selama aku mulai mengumpulkan
uangku, aku merasa ayah dan ibuku lebih pantas duluan. Aku begitu tulus mengatakan
hal tersebut dan menginginkan orangtuaku bisa ibadah haji. Namun jawaban ibuku
begitu mengagetkanku, iya itu mungkin karena aku tidak berpikir jauh.
“Untuk
sekarang ibu fokus masa depan anak dulu ya yang 3 ini. Rencana jangka panjang
ada. Ibu ndak pernah takut dengan masa tunggu, santai”
Tahukah kamu apa yang kulakukan
setelah membacanya? Aku menitihkan air mataku, merasa memiliki ibu yang terbaik
di dunia. Iya seorang ibu, dia yang menerima sejelek-jeleknya aku dan yang
sesabar-sabarnya menghadapi aku. Seorang ibu, mungkin kasarnya adalah tempat
pelarian setiap orang saat mereka mempunyai masalah. Coba kalau ga ada masalah
atau sedang fokus dengan pekerjaan atau bahkan urusan cintanya, sms ibu pasti
terabaikan. Jamak orang pernah melakukan itu, iya mungkin termasuk aku, dulu
tapi hehe.
Bagiku ibu adalah dia yang selalu
ada saat aku jatuh, ibuku adalah sahabat terbaikku yang mengerti aku luar
bahkan ‘dalam’. Terlebih beliau adalah seorang bidan, jadi aku tak sungkan
cerita segala urusan kewanitaanku haha. Ibuku adalah pahlawanku, dia yang
membelaku didepan banyak orang saat tak ada satupun yang mempercayaiku.
Ibuku adalah orang yang tertawa saat aku menelpon
beliau sambil menangis tersedu-sedu, iya beliau tertawa mungkin biar aku bisa
merasa tenang dan tidak jatuh dalam keterpurukanku. Ibuku adalah orang yang
mencoba mengerti seleraku, membelikan sesuatu yang terbaik padahal aku belum
tentu menyukainya. Ibuku adalah orang yang terlihat cuek dan sok kuat
didepanku, tidak lain karena ibu tidak ingin terlihat lemah didepanku, agar aku
tidak merasa khawatir karnanya. Ibuku adalah wanita yang paling sabar yang
pernah aku temui, walaupun beliau seringkali marah kepadaku, mengomel ini itu
dan aku malah kerapkali melawannya namun beliau tak pernah kehilangan rasa
sayangnya. Ibuku adalah dokter terbaik bagiku, itulah mengapa aku begitu
bersyukur dilahirkan oleh ibuku. Ibuku adalah orang yang mengusahakan yang
terbaik bagi anak-anaknya, meskipun ia lelah, ketika aku pulang kerumah, beliau
selalu mengajakku makan keluar, beliau mengerti jika jajan lebih tepatnya makan
adalah hal yang aku sukai. Beliau adalah orang yang selalu netral dalam melihat
laki-laki yang mungkin mendekatiku. Ibuku adalah penyemangatku untuk tetap
mengayunkan kali walaupun aku harus menggunakan tongkat karena tak lagi mampu
berjalan dengan kedua kakiku. Ibu adalah orang yang mengajari bagaimana caranya
memanage uang, hidup hemat tapi tak lupa berbagi. Dan masih banyak hal lain yang
tak bisa aku ceritakan satu persatu. Dan iya, banggalah dengan ibu kalian, aku
yakin jamak orang memiliki pemikiran yang sama denganku, karena itu rajinlah
bersujud karenanya : )
0 komentar:
Posting Komentar