“Dimana dimana dimana, kuharus mencari dimanaa...” (Alamat Palsu-Ayu Tingting)
Eits, jangan salah fokus dulu ya, Sob! Karena yang pengen aku bahas bukanlah lagu Alamat Palsu itu hehe. Kali ini aku bakal bahas macam-macam “modus” aktivitas bertanya nih. “Hm, kamu sudah punya pacar belum?” Nah bukan yang ginian juga ya, kalau ini mah sudah pasti modus, pake banget! Haha. Oke sekarang coba jawab, apa yang ada di pikiranmu saat denger peribahasa “Malu bertanya sesat di jalan”? Ah pasti tanya alamat orang nih atau aduh aku kan orangnya buta jalan? Apa kamu juga begitu? Nggak heran sih, nggak salah juga, karena 4 dari 5 orang yang aku tanya selalu mengartikan kata “jalan” dengan makna denotasinya yaitu sebagai jalan, iya, jalan.
Bagiku ada 2 kata kunci yang ada dalam peribahasa tersebut, yaitu jalan dan bertanya. Kebanyakan orang salah fokus dengan mengartikan jalan sebagai alamat jalan rumah seseorang saja. Padahal kan bisa aja diartikan sebagai jalan kebenaran, jalan kesesatan, atau jalanin aja dulu hehe. BAPER detected. Oke yuk lanjut pada kata kunci lain dalam peribahasa tersebut, yaitu bertanya. Nah ini yang paling menarik! Bagiku ada 5 macam jenis atau modus utama orang bertanya nih, Sob!
1.
Bertanya yang kurang kerjaan
Bertanya yang kurang
kerjaan adalah bertanya yang sebenernya kita juga udah tahu jawabannya apa. Entah
mungkin biar kita kelihatan keren, kelihatan aktif, kelihatan apanya, aku nggak
tahu deh. Hayo ngaku! Kamu pernah gini juga nggak? Hihihi entah siapapun itu, yang
jelas orang yang kayak gini itu nyata adanya, mau tahu buktinya? Nih aku
buktinya! Upps.
A: “Eh gue suka
heran deh, gimana ya pelangi bisa terjadi?”
B: “Pelangi
itu terjadi karena cahaya dan air berkombinasi......” (dijelasin panjang lebar)
A: “Pantesan
aja, ada pelangi... di bola matamu dan memaksa diri, tuk bilang, aku sayang
padamu..” (Pelangi di Matamu – Jamrud)
2.
Bertanya yang menjatuhkan
Ini model bertanya yang
lumayan bikin aku pengen lempar sandal ke orang yang nanya. Bahkan para kaum
ektrimis mungkin pengen lempar dia ke ujung dunia, dehidrasi di gurun sahara,
hilang di segita bermuda, dan jangan kembali! Parasit parasti parasit! (Parasit – Gita Gutawa). Gini nih model
bertanyanya:
A: “Gilak, susah banget ujian matematika
kemarin. Nilaiku jelek banget ih, sedih. Nilaimu berapa?”
B: “Gue juga jelek kok, cuma dapat 65
huhuhu. Lu berapa?” (berharap A dapat nilai yang, kurang lebih, sama)
A: “Ohh, gue cuma dapat 90, kurang
teliti 2 soal masak. Sedih banget nggak
sih?”
B: “Iya
sayang banget tau!” (senyum-senyum miris sambil mengelus dada)
Rasanya, pengen juga deh ngelempar bom kayak di Sarinah.
Model
bertanya yang seperti itu, bukan hanya menjatuhkan mental tapi juga menjatuhkan
minat/hasrat orang lain buat menjawab lagi di kemudian hari. Sudah menjadi
naluri manusia jika tipe-tipe orang seperti si B ini bakalan kena cap sebagai
orang yang menjengkelkan. Hmm, tentunya kalian nggak mau dong dijauhin sama
orang gara-gara kebiasaan gitu? ^^
3.
Bertanya yang [surplus] penjelasan
Aku termasuk orang yang
cukup sering menghadiri acara seminar, workshop, atau kelas luar, dan selama
aku mengikuti itu aku melakukan survey kecil-kecilan dan hasilnya selalu sama. Jadi
survey itu menunjukkan jika akan ada dan selalu ada orang yang bertanya tapi
juga menjelaskan. Bingung? Coba lihat contoh dialoh berikut ini:
Penanya :“Selamat pagi. Saya Bunga (bukan nama
sebenarnya) dari Mojokerto. Saya senang sekali bisa hadir pagi ini dan
bertemu........ Saya mungkin akan bercerita sedikit mengenai pengalaman
saya...... (yang ternyata banyak banget bukan sedikit)”
-Selama bermenit-menit, si penanya
ngomong sampai berbusa dan yang lihat Cuma bisa menganga-
Moderator :“Maaf Bu, mungkin bisa langsung ke
pertanyaannya? Soalnya waktunya sudah terbatas” (bahasa informalnya, ojo kesuen
rek! (jangan terlalu lama red.,))
Penanya :“Oh iya mbak, jadi kan di desa saya
itu terjadi banjir berkali-kali....” (tetap panjang, cyin!)
Kata orang Jawa, njelimet koyok usus (ribet
kayak usus red.,). Ya nggak
papa sih tapi kasihan yang jomblo ini lho, Sob! Sudah HP sepi, nggak ada
yang bisa diutak-atik pas lagi bosen, eh masih harus lihat Mbak Bunga yang ngomong
sampe berbusa-busa.
4.
Bertanya yang mencerdaskan
Ini adalah solusi bagi
kamu yang masih malu –malu untuk bertanya pada orang lain secara langsung. Bagi
kamu yang seperti itu, kamu cukup bertanya pada dirimu sendiri dan mencari tahu
sendiri. Yap, bagiku belajar itu adalah proses “inquiring ourself”. Inilah yang aku maksud dari bertanya yang
mencerdaskan. Terlebih kehadiran internet bagi anak muda seakan sudah menjadi barang
primer dan sekaligus menjadi solusi banyak hal. Salah satunya seperti fitur
pintar yang baru-baru ini dirilis oleh salah satu bank yang ATM corner-nya paling banyak aku jumpai di
jalan hehe. Iya, apalagi jika bukan BNI. Fitur pintar ini tersedia di twitter @BNI46, kita hanya perlu follow akun twitter tersebut. Satu detik kemudian akan ada message yang masuk dari official account BNI. Nah disana udah ada cara daftar dan lain-lainnya. Kamu tinggal menyesuaikan pertanyaanmu dengan topik terus beri
hastag #AskBNI, dan taraaa jawabannya bakal langsung muncul! Mau bertanya atau mengadukan keluhan apapun juga bisa! Bukan sekedar promosi, karena aku sendiri sebagai nasabah juga udah nyoba dan memang cepet banget responnya! Tentunya yang
dijawab adalah masalah yang berkaitan dengan BNI ya, jadi nggak mungkin dong
kamu tanya masalah jodoh disini hehe.
Namun hal yang perlu
digarisbawahi adalah sebagai warga negara yang baik, kita wajib mulai membiasakan
diri untuk bertanya dengan cara yang sopan. Inilah kebudayaan yang saat ini
mulai luntur kalau aku bilang, mentang-mentang tidak bertatap muka dan kenal langsung dengan
admin-nya, banyak orang yang, agak, seenaknya sendiri saat bertanya, sudah
nanya, marah-marah lagi. Untungnya admin customer
service biasanya sudah terlatih dan bermental baja, jadi mereka tetep aja
ramah dan sabar dalam menjawab segala keluh kesah kita. Rasanya aku perlu
belajar dari mereka nih biar nggak jadi lempar bom kayak di Sarinah hehe.
Bagiku, jenis bertanya dengan
belajar seperti inilah yang mencerdaskan dan sudah saatnya untuk mulai
dibiasakan. Karena dengan belajar dan mencari tahu sendiri, biasanya informasi
atau ilmu yang kita dapatkan itu bakalan lebih banyak dan lebih lama tersimpan
di memori. Selain itu, kita juga bisa melatih diri kita untuk mandiri, tidak
bergantung dan mengandalkan orang lain di sekitar terus. Apalagi era saat ini
adalah era dimana informasi adalah hal yang gampang banget dicari. Era dimana
kita bakal rugi banget deh kalau males belajar, malu bertanya. Duh masak kamu
mau terus-terusan jadi manusia purba yang hidup di zaman serba ada? No way!
5.
Bertanya yang wajib dipertanyakan
Meskipun informasi
itu banyak banget di internet, kita juga wajib pintar memilah-milah mana yang
benar dan mana yang nggak. Karena saat
ini juga sedang menjadi viral tuh berita dan artikel hoax yang tujuannya menyesatkan. Sebagai seorang penanya, yang juga
ingin belajar, kita wajib kritis dengan informasi yang kita baca. JADI JANGAN
ASAL PERCAYA, SOB! Apalagi pas dapat sms yang isinya kayak gini:
Dilihat dari
pengirimnya yang berupa nomor itu aja, sudah jelas kelihatan hoax-nya. Belum lagi website yang
disediakan itu adalah platform website gratisan (blogspot red.,). Mana ada
perusahaan besar dan ternama pakai alamat begituan. Duh Mas, Mbak, lain kali
kalau ngajak aku sms-an jangan gitu deh. FIX! Kepedean.
Bagaimana
jika pengirimnya adalah BNI langsung? Eitss, di zaman yang serba canggih ini,
orang semakin pintar. Penipu, maling, dan kawan-kawannya juga termasuk orang,
jadi kesimpulannya mereka juga pintar. Jadi sob, bagiku haram hukumnya kalau
kamu langsung percaya begitu saja. Logika sederhananya, mana ada orang yang mau
ngasih sesuatu itu “cuma-cuma" gitu. Nah kalau kejadiannya kayak gini, wajib hukumnya kamu bertanya atau
konfirmasi langsung kepada pihak BNI. Kalau nggak
punya waktu untuk datang ke bank, kamu tinggal kirim message via DM atau bisa juga mention ke BNI dengan hastag #AskBNI plus mengirimkan screen capture
sms yang masuk ke ponselmu itu. Mudah kan? Inilah yang aku maksud dengan
bertanya yang wajib dipertanyakan, yaitu bertanya kepada sumber yang benar dan
tepercaya.
Jadi bertanya
apapun, dimanapun, kapanpun, itu sah-sah aja, apalagi kalau bertanya pada orang
yang memang dibayar untuk menjawab dan melayani pengaduan kita (customer service), pasti dijawab deh hehehe. Jadi jangan ragu untuk bertanya ya, Sob! Apalagi kalau kita udah belajar dan mencari tahu tapi tetep nggak nemu penyelesaiannya. Jika kejadiannya kayak gitu, bagiku temanya bukan lagi tentang “Mau Bertanya Nggak Sesat di Jalan” tapi "Wajib Bertanya Biar Kita Nggak Ikutan Gafatar", eh sesat di jalan maksudnya.
Bertanya pun harus tahu ke siapa, nah alangkah baiknya jika bertanya langsug
pada sumbernya atau orang yang memang kompeten di bidangnya. Alangkah lebih
lebih baiknya lagi jika pertanyaan tersebut disampaikan dengan menggunakan
bahasa yang sopan.
"Dont be afraid of the answer, be afraid of not asking the question - Jennifer Hudson"
Nomor 2 paling ngeselin dah wkwk
BalasHapusBangeeet u.u
Hapuswah artikel nya keren kakak ...
BalasHapuscuma menurut gua sih pertanyaan yg sekedar "basa basi" juga dibutuhkan buat mencairkan suasana,, terutama pas meet up sama temen tuh,, ujung ujungnya malah nunduk sibuk sama hp masing masing wkwk,,,, apalagi gua kan orangnya pendiem,, bakalan garing kalau gak ada yg mancing buat nanya hahaha
Hehe alhamdulillah terimakasih :)
HapusSini ketemu sama aku aja qaqa! Aku orangnya heboh, kalau udah kenal :v
Yang nomor 5 itu sering bgt kak. Hehe :v
BalasHapusHehe korban sms gituan juga ya bang lol :v
HapusNice post Isti. Tapi sebenernya yang nomor satu nggak selalu kurang kerjaan kok, aku sendiri orangnya selalu penasaran selalu tanya banyak hal waktu aku ngelamun yang menyehatkan haha. Misalnya alam semesta itu bentuknya apa dan ujungnya dimana, dsb.
BalasHapusx
Dayu | PR.JA
Ngelamun yang menyehatkan? Is it kinda creative visualization, Dayu? Wkwk
HapusTerimakasih masukannya :)
ada yang bilang mending modus tapi tulus daripada tulus tapi modus hehehe
BalasHapusWaduh yang modus modus ini saya nggak kuat, Bang Day ^^
HapusSalam kenal, bang :)
Nice gan:v
BalasHapusBoleh juga 👍
BalasHapus._. <-- ini komentar kan ?
BalasHapusIya, komentar yang belum bisa diterjemahkan ke bahasa manusia qaqa ^^
HapusNice kakak
BalasHapusWah expert banget ya yg ttg nilai2..
BalasHapusIya kayak kamu gitulah qaqa ^^
HapusNice kakak
BalasHapusThankyou gaisss :)
BalasHapusKeren kak,bermanfaat banget buat yg masih malu" buat tanya hehehe
BalasHapusKeren kak,bermanfaat banget buat yg masih malu" buat tanya hehehe
BalasHapusMalu malu tapi mau kan maksudnya :v
HapusAlhamdulillah terimakasih qaqa :)
Haha lucu dan mengena XD
BalasHapushttp://bit.ly/ayomaubertanya
Hehe alhamdulillah, salam kenal mas :)
HapusHehe alhamdulillah, salam kenal mas :)
Hapuskeren artikelnya
BalasHapusditunggu ya jejaknya
Malu Bertanya Sesat di Jalan, Mau Bertanya Hanya di #AskBNI Yang Menjawab
http://feridi.blog.upi.edu/2015/12/29/malu-bertanya-sesat-di-jalan-mau-bertanya-hanya-di-askbni-yang-menjawab/
Alhamdulillah makasih qaqa. Salam kenal :)
Hapuskalau tanya kapan pkl itu termasuk jenis pertanyaan apa qaqa?
BalasHapusPertanyaan yang tak mungkin mampu aku jawab qaqa :(
Hapuskeren kak :) jadi pengen bertanya juga hehehe
BalasHapusjgn lupa kunjungi juga ya
http://ceubit.blogspot.co.id/2016/02/whatsup-broo.html
Sipp alhamdulillah^^
HapusOkesiap qaqa ;)
Sipp alhamdulillah^^
HapusOkesiap qaqa ;)
Hehehehe..banyak ya macam-macamnya. Bertanya sesuai keperluan aja deh
BalasHapusHehe sip kak Titis! ^^
HapusSalam kenal kak :)
Hehe sip kak Titis! ^^
HapusSalam kenal kak :)
pertanyaan no 3 sepertinya orang tsb tidak tahu meringkas atau bicara langsung intinya ._.
BalasHapusKalau jadi panitia dan waktu terbatas, penanya seperti itu sering membuat kesempatan buat penanya lain tertutup..
Huft..
Iya suka sebel huhuhu
HapusTapi kasihan juga kalau lagi menggebu gebu terus di sela hihihi