Rabu, 03 Februari 2016

Bertanya yang Mencerdaskan


 “Dimana dimana dimana, kuharus mencari dimanaa...” (Alamat Palsu-Ayu Tingting)

Eits, jangan salah fokus dulu ya, Sob! Karena yang pengen aku bahas bukanlah lagu Alamat Palsu itu hehe. Kali ini aku bakal bahas macam-macam “modus” aktivitas bertanya nih. “Hm, kamu sudah punya pacar belum?” Nah bukan yang ginian juga ya, kalau ini mah sudah pasti modus, pake banget! Haha. Oke sekarang coba jawab, apa yang ada di pikiranmu saat denger peribahasa “Malu bertanya sesat di jalan”? Ah pasti tanya alamat orang nih atau aduh aku kan orangnya buta jalan? Apa kamu juga begitu? Nggak heran sih, nggak salah juga, karena 4 dari 5 orang yang aku tanya selalu mengartikan kata “jalan” dengan makna denotasinya yaitu sebagai jalan, iya, jalan.
 
Bagiku ada 2 kata kunci yang ada dalam peribahasa tersebut, yaitu jalan dan bertanya. Kebanyakan orang salah fokus dengan mengartikan jalan sebagai alamat jalan rumah seseorang saja. Padahal kan bisa aja diartikan sebagai jalan kebenaran, jalan kesesatan, atau jalanin aja dulu hehe. BAPER detected. Oke yuk lanjut pada kata kunci lain dalam peribahasa tersebut, yaitu bertanya. Nah ini yang paling menarik! Bagiku ada 5 macam jenis atau modus utama orang bertanya nih, Sob!

1.      Bertanya yang kurang kerjaan

Bertanya yang kurang kerjaan adalah bertanya yang sebenernya kita juga udah tahu jawabannya apa. Entah mungkin biar kita kelihatan keren, kelihatan aktif, kelihatan apanya, aku nggak tahu deh. Hayo ngaku! Kamu pernah gini juga nggak? Hihihi entah siapapun itu, yang jelas orang yang kayak gini itu nyata adanya, mau tahu buktinya? Nih aku buktinya! Upps.

A: “Eh gue suka heran deh, gimana ya pelangi bisa terjadi?”
B: “Pelangi itu terjadi karena cahaya dan air berkombinasi......” (dijelasin panjang lebar)
A: “Pantesan aja, ada pelangi... di bola matamu dan memaksa diri, tuk bilang, aku sayang padamu..” (Pelangi di Matamu – Jamrud)

Duh baper lagi. Si A sebenernya udah tahu banget kenapa dan gimana pelangi bisa terjadi, tapi karena ada “modus tertentu”, dia bertanya pada si B. Kalau kamu ketemu sama orang yang kayak gini, mungkin wajar kalau kamu bete. Eh tapi kalau dosen sidang yang nanya gini, ya jangan bete apalagi marah atuh! Karena pertanyaan beliau tujuannya kan emang mau ngetes kita hihihi

2.      Bertanya yang menjatuhkan

Ini model bertanya yang lumayan bikin aku pengen lempar sandal ke orang yang nanya. Bahkan para kaum ektrimis mungkin pengen lempar dia ke ujung dunia, dehidrasi di gurun sahara, hilang di segita bermuda, dan jangan kembali! Parasit parasti parasit! (Parasit – Gita Gutawa). Gini nih model bertanyanya:

A: “Gilak, susah banget ujian matematika kemarin. Nilaiku jelek banget ih, sedih. Nilaimu berapa?”
B: “Gue juga jelek kok, cuma dapat 65 huhuhu. Lu berapa?” (berharap A dapat nilai yang, kurang lebih, sama)
A: “Ohh, gue cuma dapat 90, kurang teliti 2 soal masak. Sedih banget nggak sih?”
B: “Iya sayang banget tau!” (senyum-senyum miris sambil mengelus dada)

Rasanya, pengen juga deh ngelempar bom kayak di Sarinah.

            Model bertanya yang seperti itu, bukan hanya menjatuhkan mental tapi juga menjatuhkan minat/hasrat orang lain buat menjawab lagi di kemudian hari. Sudah menjadi naluri manusia jika tipe-tipe orang seperti si B ini bakalan kena cap sebagai orang yang menjengkelkan. Hmm, tentunya kalian nggak mau dong dijauhin sama orang gara-gara kebiasaan gitu? ^^

3.      Bertanya yang [surplus] penjelasan

Aku termasuk orang yang cukup sering menghadiri acara seminar, workshop, atau kelas luar, dan selama aku mengikuti itu aku melakukan survey kecil-kecilan dan hasilnya selalu sama. Jadi survey itu menunjukkan jika akan ada dan selalu ada orang yang bertanya tapi juga menjelaskan. Bingung? Coba lihat contoh dialoh berikut ini:
Penanya          :“Selamat pagi. Saya Bunga (bukan nama sebenarnya) dari Mojokerto. Saya senang sekali bisa hadir pagi ini dan bertemu........ Saya mungkin akan bercerita sedikit mengenai pengalaman saya...... (yang ternyata banyak banget bukan sedikit)”

-Selama bermenit-menit, si penanya ngomong sampai berbusa dan yang lihat Cuma bisa menganga-

Moderator :“Maaf Bu, mungkin bisa langsung ke pertanyaannya? Soalnya waktunya sudah terbatas” (bahasa informalnya, ojo kesuen rek! (jangan terlalu lama red.,))
Penanya   :“Oh iya mbak, jadi kan di desa saya itu terjadi banjir berkali-kali....” (tetap panjang, cyin!)

Kata orang Jawa, njelimet koyok usus (ribet kayak usus red.,). Ya nggak papa sih tapi kasihan yang jomblo ini lho, Sob! Sudah HP sepi, nggak ada yang bisa diutak-atik pas lagi bosen, eh masih harus lihat Mbak Bunga yang ngomong sampe berbusa-busa.

4.      Bertanya yang mencerdaskan

Ini adalah solusi bagi kamu yang masih malu –malu untuk bertanya pada orang lain secara langsung. Bagi kamu yang seperti itu, kamu cukup bertanya pada dirimu sendiri dan mencari tahu sendiri. Yap, bagiku belajar itu adalah proses “inquiring ourself”. Inilah yang aku maksud dari bertanya yang mencerdaskan. Terlebih kehadiran internet bagi anak muda seakan sudah menjadi barang primer dan sekaligus menjadi solusi banyak hal. Salah satunya seperti fitur pintar yang baru-baru ini dirilis oleh salah satu bank yang ATM corner-nya paling banyak aku jumpai di jalan hehe. Iya, apalagi jika bukan BNI. Fitur pintar ini tersedia di twitter @BNI46, kita hanya perlu follow akun twitter tersebut. Satu detik kemudian akan ada message yang masuk dari official account BNI. Nah disana udah ada cara daftar dan lain-lainnya. Kamu tinggal menyesuaikan pertanyaanmu dengan topik terus beri hastag #AskBNI, dan taraaa jawabannya bakal langsung muncul! Mau bertanya atau mengadukan keluhan apapun juga bisa! Bukan sekedar promosi, karena aku sendiri sebagai nasabah juga udah nyoba dan memang cepet banget responnya! Tentunya yang dijawab adalah masalah yang berkaitan dengan BNI ya, jadi nggak mungkin dong kamu tanya masalah jodoh disini hehe.
Namun hal yang perlu digarisbawahi adalah sebagai warga negara yang baik, kita wajib mulai membiasakan diri untuk bertanya dengan cara yang sopan. Inilah kebudayaan yang saat ini mulai luntur kalau aku bilang, mentang-mentang tidak  bertatap muka dan kenal langsung dengan admin-nya, banyak orang yang, agak, seenaknya sendiri saat bertanya, sudah nanya, marah-marah lagi. Untungnya admin customer service biasanya sudah terlatih dan bermental baja, jadi mereka tetep aja ramah dan sabar dalam menjawab segala keluh kesah kita. Rasanya aku perlu belajar dari mereka nih biar nggak jadi lempar bom kayak di Sarinah hehe.
Bagiku, jenis bertanya dengan belajar seperti inilah yang mencerdaskan dan sudah saatnya untuk mulai dibiasakan. Karena dengan belajar dan mencari tahu sendiri, biasanya informasi atau ilmu yang kita dapatkan itu bakalan lebih banyak dan lebih lama tersimpan di memori. Selain itu, kita juga bisa melatih diri kita untuk mandiri, tidak bergantung dan mengandalkan orang lain di sekitar terus. Apalagi era saat ini adalah era dimana informasi adalah hal yang gampang banget dicari. Era dimana kita bakal rugi banget deh kalau males belajar, malu bertanya. Duh masak kamu mau terus-terusan jadi manusia purba yang hidup di zaman serba ada? No way!

5.      Bertanya yang wajib dipertanyakan

Meskipun informasi itu banyak banget di internet, kita juga wajib pintar memilah-milah mana yang benar dan mana yang nggak. Karena saat ini juga sedang menjadi viral tuh berita dan artikel hoax yang tujuannya menyesatkan. Sebagai seorang penanya, yang juga ingin belajar, kita wajib kritis dengan informasi yang kita baca. JADI JANGAN ASAL PERCAYA, SOB! Apalagi pas dapat sms yang isinya kayak gini:




 
Dilihat dari pengirimnya yang berupa nomor itu aja, sudah jelas kelihatan hoax-nya. Belum lagi website yang disediakan itu adalah platform website gratisan (blogspot red.,). Mana ada perusahaan besar dan ternama pakai alamat begituan. Duh Mas, Mbak, lain kali kalau ngajak aku sms-an jangan gitu deh. FIX! Kepedean.
Bagaimana jika pengirimnya adalah BNI langsung? Eitss, di zaman yang serba canggih ini, orang semakin pintar. Penipu, maling, dan kawan-kawannya juga termasuk orang, jadi kesimpulannya mereka juga pintar. Jadi sob, bagiku haram hukumnya kalau kamu langsung percaya begitu saja. Logika sederhananya, mana ada orang yang mau ngasih sesuatu itu “cuma-cuma" gitu. Nah kalau kejadiannya kayak gini, wajib hukumnya kamu bertanya atau konfirmasi langsung kepada pihak BNI. Kalau nggak punya waktu untuk datang ke bank, kamu tinggal kirim message via DM atau bisa juga mention ke BNI dengan hastag #AskBNI plus mengirimkan screen capture sms yang masuk ke ponselmu itu. Mudah kan? Inilah yang aku maksud dengan bertanya yang wajib dipertanyakan, yaitu bertanya kepada sumber yang benar dan tepercaya.
Jadi bertanya apapun, dimanapun, kapanpun, itu sah-sah aja, apalagi kalau bertanya pada orang yang memang dibayar untuk menjawab dan melayani pengaduan kita (customer service), pasti dijawab deh hehehe. Jadi jangan ragu untuk bertanya ya, Sob! Apalagi kalau kita udah belajar dan mencari tahu tapi tetep nggak nemu penyelesaiannya. Jika kejadiannya kayak gitu, bagiku temanya bukan lagi tentang “Mau Bertanya Nggak Sesat di Jalan” tapi "Wajib Bertanya Biar Kita Nggak Ikutan Gafatar", eh sesat di jalan maksudnya. Bertanya pun harus tahu ke siapa, nah alangkah baiknya jika bertanya langsug pada sumbernya atau orang yang memang kompeten di bidangnya. Alangkah lebih lebih baiknya lagi jika pertanyaan tersebut disampaikan dengan menggunakan bahasa yang sopan.

"Dont be afraid of the answer, be afraid of not asking the question - Jennifer Hudson"

37 komentar:

  1. Nomor 2 paling ngeselin dah wkwk

    BalasHapus
  2. wah artikel nya keren kakak ...
    cuma menurut gua sih pertanyaan yg sekedar "basa basi" juga dibutuhkan buat mencairkan suasana,, terutama pas meet up sama temen tuh,, ujung ujungnya malah nunduk sibuk sama hp masing masing wkwk,,,, apalagi gua kan orangnya pendiem,, bakalan garing kalau gak ada yg mancing buat nanya hahaha

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hehe alhamdulillah terimakasih :)

      Sini ketemu sama aku aja qaqa! Aku orangnya heboh, kalau udah kenal :v

      Hapus
  3. Yang nomor 5 itu sering bgt kak. Hehe :v

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hehe korban sms gituan juga ya bang lol :v

      Hapus
  4. Nice post Isti. Tapi sebenernya yang nomor satu nggak selalu kurang kerjaan kok, aku sendiri orangnya selalu penasaran selalu tanya banyak hal waktu aku ngelamun yang menyehatkan haha. Misalnya alam semesta itu bentuknya apa dan ujungnya dimana, dsb.

    x
    Dayu | PR.JA

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ngelamun yang menyehatkan? Is it kinda creative visualization, Dayu? Wkwk

      Terimakasih masukannya :)

      Hapus
  5. ada yang bilang mending modus tapi tulus daripada tulus tapi modus hehehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Waduh yang modus modus ini saya nggak kuat, Bang Day ^^
      Salam kenal, bang :)

      Hapus
  6. Balasan
    1. Iya, komentar yang belum bisa diterjemahkan ke bahasa manusia qaqa ^^

      Hapus
  7. Wah expert banget ya yg ttg nilai2..

    BalasHapus
  8. Keren kak,bermanfaat banget buat yg masih malu" buat tanya hehehe

    BalasHapus
  9. Keren kak,bermanfaat banget buat yg masih malu" buat tanya hehehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Malu malu tapi mau kan maksudnya :v
      Alhamdulillah terimakasih qaqa :)

      Hapus
  10. Haha lucu dan mengena XD

    http://bit.ly/ayomaubertanya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hehe alhamdulillah, salam kenal mas :)

      Hapus
    2. Hehe alhamdulillah, salam kenal mas :)

      Hapus
  11. keren artikelnya
    ditunggu ya jejaknya

    Malu Bertanya Sesat di Jalan, Mau Bertanya Hanya di #AskBNI Yang Menjawab
    http://feridi.blog.upi.edu/2015/12/29/malu-bertanya-sesat-di-jalan-mau-bertanya-hanya-di-askbni-yang-menjawab/

    BalasHapus
    Balasan
    1. Alhamdulillah makasih qaqa. Salam kenal :)

      Hapus
  12. kalau tanya kapan pkl itu termasuk jenis pertanyaan apa qaqa?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Pertanyaan yang tak mungkin mampu aku jawab qaqa :(

      Hapus
  13. keren kak :) jadi pengen bertanya juga hehehe
    jgn lupa kunjungi juga ya
    http://ceubit.blogspot.co.id/2016/02/whatsup-broo.html

    BalasHapus
  14. Hehehehe..banyak ya macam-macamnya. Bertanya sesuai keperluan aja deh

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hehe sip kak Titis! ^^
      Salam kenal kak :)

      Hapus
    2. Hehe sip kak Titis! ^^
      Salam kenal kak :)

      Hapus
  15. pertanyaan no 3 sepertinya orang tsb tidak tahu meringkas atau bicara langsung intinya ._.
    Kalau jadi panitia dan waktu terbatas, penanya seperti itu sering membuat kesempatan buat penanya lain tertutup..
    Huft..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya suka sebel huhuhu
      Tapi kasihan juga kalau lagi menggebu gebu terus di sela hihihi

      Hapus