Sebelum masuk ke bahasan pertama terkait Jaringan Saraf Tiruan (JST) atau
yang lebih dikenal dengan Artificial Neural Network (ANN), aku ingin share percakapan yang menurutku sangat
menarik antara Pak Hastu (B) dan Aku (A) sewaktu pertama kali belajar. Nah, bagi yang mungkin belum baca postingan aku sebelumnya, jadi Pak Hastu adalah pegawai Puslitbang BMKG yang menjadi mentor atau guru yang mengajari aku secara detail tentang JST dan memiliki background pendidikan yang akrab dengan pemanfaatan JST.
B: Mbak bisa naik motor?
A: Bisa, Pak.
B: Kalau misal mau jalan dari kosan ke
kampus, apakah Mbak harus tau gimana cara membuat motor?
A: Ndak, Pak.
B: Oke, sekarang seorang yang kerja di
pabrik motor. Apakah bapaknya kalau mau berangkat kerja harus tau gimana cara
awan atau hujan terbentuk?
A: Ndak, Pak.
B: Sekarang, Bapak tanya apakah anak TK
bisa disuruh ngerjain trigonometri?
A: Mungkin saja tapi susah pak
B: Nggak mungkin lah. Kamu untuk bisa
ngerjain trigonometri harus lulus apa dulu? Lulus SD, lulus SMP, kan? Harus
bisa penjumlahan, pengurangan, perkalian, pembagian kan? Nah, sama Mbak. Semua
ada tahapannya. Sekarang kamu belajar sesuatu yang sebenernya di luar ranah
kamu. Biar apa? Biar kamu punya fondasi yang kuat, sama kayak bangun rumah
harus bikin dasarnya dulu, nggak bisa ujug-ujug
nata genteng.
A: Siap pak
B: Apakah salah kalau kamu tahu cara
bikin motor? Ndak, kan? Apakah salah juga kalau pegawai pabrik motor tau teori
tentang meteorologi? Nggak salah, kan? Jadi ya, nggak ada salahnya belajar.
Percakapan ini adalah salah satu percakapan yang “ngena” dan mungkin nggak akan bisa aku
lupakan. Again, ingin kembali mengatakan terimakasih Bapaaak. Personally, aku sangat setuju dengan bapak, kita harus benar-benar mengerti
dasarnya, kita harus mengerti bahwa suatu proses itu ada untuk dilewati satu
persatu, bukan di-skip langsung ke
bagian akhirnya dan yang lebih terpenting lagi adalah membiasakan diri buat
bertanya kenapa kita penting belajar ini itu biar bisa memotivasi diri sendiri
buat belajar lebih. Tentu, aku yakin bukan hanya aku. Kita seringkali kan
belajar sesuatu, trigonometri, integral, turunan, dll tapi nggak tau buat apa,
pengaruhnya apa di hidup kita mungkin. Iya apa iya? Hehe
Akhirnya, aku menemukan jawaban kenapa aku belajar
peluang. Konsep peluang sangat penting dalam JST berbasis probabilistik seperti
PNN dan CPNN. Nah, sebelum masuk ke pembahasan JST, ada beberapa tahapan lagi
nih yang harus kita pahami. Mulai dari konsep peluang, Bayes rules, probability density function (pdf),
normalisasi atau standardisasi data, Parzen, AI, JST, sampai akhirnya PNN dan CPNN. Well, disini aku bakal fokus bahas JST
jenis PNN dan CPNN, mulai dari dasar. Tapiiii sebenarnya masih banyak JST jenis
lain, seperti MLP, Random Forest, dll jadi JST tidak Cuma 2 itu. Spektrum JST
sangat luas.
Jadi di materi pembukaan ini akan diawali dengan konsep dasar
peluang, nantinya setiap topik akan aku bahas dalam 1 postingan khusus. Oke, let’s
get started! Sebelumnya, ingat-ingat kembali konsep variabel bebas dan tidak
bebas karena ini sangat terkait dengan bahasan prediksi/klasifikasi.
y : variabel terikat/ variabel tidak
bebas dan umumnya disebut sebagai respon
x : variabel tidak terikat/ variabel
bebas dan umumnya dikenal sebagai feature
Konsep yang perlu diingat disini adalah bahwa respon
merupakan hasil dari modifikasi feature.
Lanjut ke konsep peluang, berikut adalah beberapa contoh soal dan sebelum lihat jawabannya coba kerjakan terlebih dahulu, ya!
KASUS I
CUACA
|
SUHU
|
KELEMBAPAN
|
C
|
S
|
Dr
|
H
|
S
|
Dr
|
H
|
D
|
Hu
|
C
|
P
|
Dr
|
C
|
P
|
Dr
|
C
|
P
|
Hu
|
C
|
S
|
Dr
|
H
|
D
|
Hu
|
H
|
D
|
Hu
|
C
|
P
|
Dr
|
Keterangan:
C : Cerah
H : Hujan
S : Sedang
D : Dingin
P : Panas
Dr : Dry
Hu : Humid
HITUNG!
1. Peluang kondisi cuaca cerah
[P(C)] dihitung berdasarkan jumlah kondisi cuaca cerah dibagi dengan
jumlah member kondisi cuaca dalam satu himpunan data cuaca.
5. Peluang kondisi kelembapan Humid [P(Hu)]
Kenapa kita membahas konsep peluang? Karena pada dasarnya
algoritma PNN dan CPNN adalah untuk mencari peluang kejadian berdasarkan
beberapa feature yang kita miliki.
Namun kuantifikasi peluang yang dihitung dalam algoritma PNN dan CPNN lebih
rumit dibandingkan ini, tetapi jika dasar peluang masih bingung tentu kita akan
kesusahan belajar ke tahap selanjutnya. See
you on my next post! ^^
0 komentar:
Posting Komentar